Mohon tunggu...
Benedicta Elok Pratama Dharma
Benedicta Elok Pratama Dharma Mohon Tunggu... Personal stuff

positive vibes only.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengupas Seri Pertama Serial Tjahrir

26 Februari 2018   16:58 Diperbarui: 26 Februari 2018   17:30 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Sudah Tuan, kan Tuan setiap hari telepon saya buat mengingatkan Nyonya."

"Terus istri saya kemana, Caki?"

"Pergi Tuan." -- hal. 170

Namun, pada bab 21, dijelaskan bahwa Tavella sangat merindukan Marshall yang sedang menjalani perjalanan bisnis di Houston, hingga tidak sabar bertemu dengannya. Lalu Ia memutuskan untuk menjemput Marshall dibandara tanpa memberikan informasi kepada Marshall.

"Ia  hampir saja berlari menghampiri pria itu, langkahnya terhenti ketika orang-orang melewatinta dan ia menemukan sosok pria itu tidak sendiri." -- hal. 272

Ia dapat melihat sisi wajah pria itu tersenyum kearah wanita itu dan wanita it membalas senyuman Marshall. Pada saat itu Tavella tahu kalau dirinya sudah kalah.

"Bagaimana caranya ia bersaing dengan Alia, cinta pertama Marshall, dan wanita yang seharusnya menikah dengan pria itu?" -- hal. 272-273

 

Cecil menggunakan sudut pandang orang ketiga pada novel ini, dengan bukti.

"Tavella dengan cepat mengenyahkan pikirannya dan ia bertekad, mulai sekarang, ia harus membuang segala hal yang mengingatkannya ke pada Marshall.

Termasuk hatinya yang terlanjur mencintai pria itu." -- hal. 83

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun