Mohon tunggu...
Ellen Maringka
Ellen Maringka Mohon Tunggu... wiraswasta -

Akun Ini Tidak Aktif Lagi dan Tidak Akan Aktif Lagi di Kompasiana. Tidak menerima atau membalas pesan di Inbox.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KPU Sudah Final; Jokowi Semakin Pasti!; SBY (Masak Sih) King Maker?

10 Mei 2014   14:44 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:39 2601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ribut-ribut dan gonjang-ganjing perolehan suara yang selama ini jadi topik hangat di kedai kopi, lapo, dapur emak emak, bahkan lobby hotel dan restoran bintang empat, tidak mengubah realita politik dan percaturan kandidat Capres yang diunggulkan.

Sampai artikel ini ditulis, Capres yang paling banyak diperbincangkan mengerucut pada dua nama, yaitu Jokowi dan Prabowo. Miris sekali melihat nasib ARB yang partainya keluar sebagai pemenang kedua pemilu legislatif, namun seperti tidak diindahkan, bahkan gosip liburan ke Maladewa tidak mampu mendongkrak kepopuleran beliau.

ARB sudah stagnan. Sudah habis akal, sampai sampai mau mengisyaratkan diri menjadi cawapres Prabowo, meski mendapat tantangan cukup keras dari sesepuh Golkar lainnya. Memalukan... Apa kata dunia yang 14% kok jadi wakil 11% ?

Di lain pihak, adik Prabowo Hashim Djodjohadikusumo yang juga merupakan Dewan Pembina Kristen Gerindra, kurang menyukai kemungkinan perpaduan Prabowo-ARB, karena memang hasil survei di mana mana menempatkan ARB sebagai Capres yang tingkat elektabilitasnya rendah.

Penetapan  hasil Pileg  dari KPU  tidak membawa kejutan apa-apa. Bahkan urutan pemenang pun tidak berubah. Tetap PDI-P, Golkar, Gerindra sebagai tiga besar. Dua partai teriliminir dengan sukses sesuai yang sudah diprediksi dan berdasarkan hasil penghitungan cepat, yaitu PBB dan PKPI.

PDI-P yang sedari awal sudah solid berkoalisi dengan Nasdem dan memajukan Jokowi sebagai Capres, tidak lagi kelihatan bergerilya ke sana ke sini mencari dukungan partai lain. Kalaupun itu dilakukan, kelihatannya kalem saja dan berjalan sebagai langkah silaturahmi biasa tanpa terlalu serius ngotot meminta dukungan.


Malahan SBY yang justru kelihatan sepenuh hati berharap bakal disamperin Bu Mega untuk ikut berkoalisi memenangkan Jokowi. SBY dengan gayanya di televisi swasta justru secara jelas namun tersamar menghimbau untuk jangan memilih Capres yang gencar membicarakan nasionalisasi. Dan Prabowo adalah Capres yang paling kuat bicara soal itu.

Haduh... ini sebenarnya tidak etis dibicarakan oleh seorang Presiden yang sebentar lagi lengser mengakhiri masa jabatannya. Jauh lebih penting SBY menyelesaikan tugas beliau sebagai presiden dengan baik, dan tidak usah terlalu banyak bermanuver bicara demi bangsa dan negara, karena selama sepuluh tahun kepemimpinan beliau, hampir tidak dirasakan manfaat yang signifikan secara langsung oleh rakyat.

Kader-kadernya sendiri malah bergerombol digiring KPK menjadi terdakwa kasus KKN. Kader yang dulunya beriklan dengan gencar "Katakan Tidak pada Korupsi", sekarang menjadi bintang muda di penjara karena tak mampu mengatakan "tidak"!

Terbukti sebagai incumbent juga Partai Demokrat masih berada di bawah Gerindra. Jadi saran saya Pak SBY lebih baik mengkinclongkan diri untuk menjadi calon sekjen PBB. Karena sepertinya beliau memang sangat bergairah kalau itu sudah menyangkut luar negeri. Sampai urusan dalam negeri termasuk Freeport dll. tidak begitu mendapat perhatian, dan lebih dirasakan bermanfaat untuk menerima pemberian gelar bangsawan dari Kerajaan Inggris.

Prabowo masih sibuk menggeliat mencari pasangan yang diharapkan mampu mengangkat elektabilitasnya sebagai Capres. Ketika PAN disinyalir kuat mendukung Gerindra, maka paling mungkin Capres yang akan diajukan PAN adalah ketumnya sendiri, yaitu Hatta Rajasa. Kalaupun PKS akhirnya bergabung, tentu saja harus cukup tahu diri untuk mengalah dengan PAN karena perolehan suaranya yang lebih kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun