Mohon tunggu...
Humaniora

Kepentingan Berkedok Fanatisme Semu

9 Februari 2017   16:22 Diperbarui: 9 Februari 2017   22:43 2021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cari muka dan bermuka dua tentu tak asing lagi dalam dunia kita. Makhluk ini muncul dimana saja baik dilingkungan kerja, perusahaan, organisasi dan sebagainya. Cari muka tentu beda dengan bermuka dua. Cari muka itu makhluk yang ingin mendapatkan perhatian lebih dari makhluk lain. Semacam caper alias cari perhatian tapi kebablasan. Nah, kalau bermuka dua itu makhluk yang disini suka membanggakan dan memuji muji, namun disana seperti haters dan menjelek jelekkan. Makhluk jenis ini tak pandang bulu. Teman dan lawan semua dianggap musuh. Astaghfirullah…

Diantara cari muka dan bermuka dua manakah  menurut anda yang saling berbahaya? Saya ilustrasikan sajalah. Cari muka itu kan selalu menonjolkan diri ditengah tengah makhluk lainnya. Makhluk ini mengiyakan dan setuju pada semua kata yang dikeluarkan seseorang yang menurutnya dapat menguntungkan dirinya. Asal dirinya terlihat baik dan penting. Jadi pada dasarnya seperti penjilat. Mendewakan orang dengan tujuan tertentu.Semisal menyanjung bos atau atasan atau teman dan tentu saja bukan darihatinya. Akh, manis di bibir saja.

Nah, kalau yang bermuka dua ini baik di depan busuk dibelakang. Semacam pakai topeng tapi buritannya gak mungkin bisa hilang.Makhluk yang begini ini tentu sangat merugikan orang lain. Dari sikap inilah yang melatar belakangi. Misalnya seseorang yang diberi kepercayaan oleh atasan didepannya disanjung sanjung, tapi dibelakangnya diomongin bahkan difitnah macam macam agar dia jatuh. Orang yang bermuka dua lebih halus dalam menjalankan prakteknya, pasalnya dia biasanya menjadi musuh dalam selimut. Membenci seseorang lalu mengajak orang lain untuk membencinya juga. Hati-hatiya sobat.

Tapi dua makhluk seperti itu tetap saja bisa terdeteksi. Sok sibuk, tapi kerjaannya kadang gak begitu penting. Tentu sangat beda sama makhluk yang benar-benar loyalitas. Apabila dia tak menyelesaikan tugas, biasanya kocar kacir semua urusan dan sangat ditunggu keberadaannya. Ada lagi yang suka menyabotase pekerjaan. Maksudnya nih, orang lain yang bekerja, dirinya yang punya nama ke atasan. Tapi jika yang dikerjakan salah, maka yang bekerja menjadi bulan bulanan. Kasihan…

Contoh lainnya yakni si dia suka menutup akses pekerjaan orang lain. Tidak boleh ada yang menonjol. Jadi dia tak akan memberitahu meski teman lainnya kesulitan. Dalihnya sih, biar tahu susahnya bekerja. Tidak suka orang lain lebih darinya lalu menganggapnya sebagai ancaman. Lha emang harus di opspek biar merasakan susahnya senior? Ada lagi suka menjelek jelekkan orang lain, tapi jika bersama orang yang dijelekkannya mengatakan orang lain yang menjelek jelekkannya.

 Hari Senin diomongin. Hari  Selasa selfi bareng. Dunia ini memang panggung sandiwara. Makhluk itu gak tauapa yang sudah diusahakan dan dilewatinya. Yang dia tahu hanya mengomentarinya. Melihat orang lain naik mobil eh panas. Tapi kalau sendirinya sudah naik mobil,lupa sama omongan sendiri. Maklum, namanya juga manusia. Sering lupa. Melihat tetangga punya perabot baru mencak mencak gak jelas. Dapat uang dari mana ituya? Salah satu penyakit hati.

itu-orang-yang-bermuka-dua-coba-disumbangin-satu-mukanya-ke-1323163-589c46dc2e9773b50879d49f.png
itu-orang-yang-bermuka-dua-coba-disumbangin-satu-mukanya-ke-1323163-589c46dc2e9773b50879d49f.png
Sebenarnya, makhluk yang demikian sedang membohongi dirinya sendiri. Apa yang dilakukannya kadang berlawanan dengan lubuk hatinya. Namun dia rela melakukan apa saja secara berlebihan demi mendapatkan perhatian dan pengakuan dari orang yang dianggapnya bisa memberikan sesuatu atau hal lebih. Bahkan ada yang sampai mengorbankan harga dirinya. Seperti tak punya muka.  Jika saja disuruh mencium kaki orang yang dianggapnya penting, maka pasti sudah dilakukannya. Setuju semua omongan , walaupun hati kecilnyatidak. Yang penting kepentingannya tercapai. Semu belaka.

Nah bagaimana menghadapi makhluk yang cari muka dan bermuka dua? Sobat harus tetap berkawan pada keduanya. Jangan mengeluarkan omongan yang bisa dijadikan bahan,apalagi nanti sumbernya nama sobat yang dipakai.  Jangan menghadapi dengan lembut apalagi marah. Cukup tegas saja. Jangan ikuti alur omongannya. Nanti kena hasut juga sobat. Intinya, jadi pribadi yang berkualitas. Tunjukkan bahwa  sobat orang yang jujur, bekerja dan tetap punya rasa sosial. Jadi sobat tetap diperhitungkan dan punya harga diri.

Sobat,semoga Allah menjauhkan kita dari sikap kepura puraan baik itu cari muka dan bermuka dua. Jadilah diri sendiri. Naiklah tanpa merendahakan orang lain. Janganmematikan karier orang lain. Jangan ada modus atau kepentingan yang berlebih. Segala yang berlebihan tentu tak baik untuk kesehatan. Selamat bersosialisasi darihati. Salam damai.

Sumenep, 9 Februari 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun