Mohon tunggu...
feri anto
feri anto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk Indonesia

Karena menulis adalah perjalanan hati dan petualangan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wafatnya Nenek Presiden Jokowi

24 Oktober 2015   19:51 Diperbarui: 24 Oktober 2015   19:51 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

 

 

 

http://images.fineartamerica.com/images-medium-large/dead-sunflower-alan-hutchins.jpg

 

Tribute To: Presiden Jokowi                                                                                                             

                Telah meninggal dengan tenang Sani Wirorejo, nenek dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Almarhumah meninggal di Solo, Jawa Tengah pada Jumat malam, 23 Oktober 2015. Beliau wafat pada usia 100 tahun, jenazah akan dikebumikan di pemakaman Desa Mundu, Gondang Rejo, Kabupaten Karanganyar, Sabtu Siang 24 Oktober 2015. Kalimat berita diatas merupakan saduran media elektronik dari dunia maya . Sungguh menyedihkan, bila kita berbicara tentang kematian, semuanya seakan mengharu biru. Ada kepedihan yang tidak bisa tergantikan oleh apapun, jika orang yang kita cintai pergi.

                Sebenarnya kematian sendiri merupakan proses, berhenti bekerjanya mekanisme organ tubuh kita. Ketika kita mati, tubuh kita dimasukkan kedalam liang lahat, dan orang-orang terdekat senantiasa melafalkan doa bagi orang yang kita cintai. Kerumunan orang datang berbondong-bondong, untuk menghadiri upacara kita yang terakhir, sebelum dimasukkan liang lahat. Anda pasti pernah membayangkan bagaimana, isak-tangis sanak saudara melihat jenazah orang yang dikebumikan. Mata yang sembab karena, terus-menerus dihujani airmata, ikut mengentalkan nuansa kepedihan yang ada.

                 Banyak dari kita terlalu berlarut-larut dalam kesedihan, karena ditinggalkan oleh orang yang kita cintai. Kesedihan itu, diantaranya terus berpikir dan menanyakan pada diri sendiri: "Dia telah mati, dia sudah tiada", "Dia tidak akan ada lagi disampingku". Menangisi orang tercinta yang pergi sah-sah saja, tetapi juga jangan terlarut terlalu dalam kesedihan. Karena sebenarnya orang yang kita cintai tidaklah sepenuhnya pergi. Tetapi ia tinggal dalam hati kita, ia hidup dalam pikiran kita. Jangan cuma mengingat keberadaan orang yang kita cintai saja, namun ingatlah pemikiran-pemikiran orang yang kita cinta itu. Dengan begitu, kita tidak akan selalu merasa kehilangan orang yang kita cinta itu. Misalkan saja seperti: mengingat nasehat-nasehatnya, mengingat segala peristiwa indah bersama dia, mengingat ajaran-ajarannya. Ini akan berdampak positif pada kita, sebab kita jadi tidak melulu terpaku memikirkan orang yang kita cintai itu pergi dari sisi kita. Orang disekitar kita juga, akan merasa terhibur karena mereka juga pasti merasa orang yang meninggalkan dia tidaklah mati "total".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun