Sangat memprihatinkan, yang lagi viral di medsos anak yang durhaka kepada ibunya, dikarenakan menyesal dilahirkan dengan keadaan miskin, dan tak mau direpotkan kondisi ibunya yang tak berdaya.
Perubahan sosial sangat mempengaruhi psikologi anak karena gradasi budaya adat etika.
Ini terjadi dampak dari kurangnya komunikasi etika dan penyerapan budaya asing yang berlebihan tanpa menyaring baik buruknya menyesuaikan tatanan kenyataan kehidupan serta pudarnya nilai komunikasi keimanan.
Sisi psikologis dengan lajunya perkembangan tehnologi memang mempengaruhi siklus kebudayaan etika dan gotong royong.
Etika adat menghormati pada orang tua: Cium Tangan, hampir pudar, entah kepada orangtua sendiri maupun kepada yang di tua kan.
Alih-alih etika ini malah dibarengi dengan etika tutur kata yang tidak semestinya kepada orangtua, lebih berkesan mendikte orangtua.
Yang tanpa disadari akibat dari kesalahan orangtua itu sendiri yang melemahkan posisinya pada porsi yang di tua kan.
Faktor kepercayaan yang berlebihan, kebanggaan kepada anak yang berlebihan serta ke masa-bodoh an akan perkembangan anak.
Nilai kepekaan kepedulian terhadap lingkungan dan kurang tanggapnya aspek sosial masyarakat, memudarkan adat gotong-royong.
Ego sentris tampak menyolok yang kadang berlaku hanya pada komunitas mereka.
Perubahan kebudayaan juga banyak yang berasal dari masyarakat itu sendiri, yang tanpa sadar merubah tatanan etika pada anak.
Adanya 'hal' baru yang saling mempengaruhi dalam suatu kebudayaan, adanya pertentangan dalam masyarakat, dan kebudayaan juga dapat berubah karena adanya revolusi dalam masyarakat.
Culture Shock, yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Hal ini membawa dampak yang luas dalam sistem kebudayaan masyarakat khususnya anak. Adanya penyerapan unsur budaya asing yang dilakukan secara instan dan tidak melalui suatu filterisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan nilai-nilai yang menjadi landasannya, hal ini disebut dengan ketimpangan budaya.