Mohon tunggu...
Ben Baharuddin Nur
Ben Baharuddin Nur Mohon Tunggu... Profesional -

Menulis untuk berbagi, membaca untuk memahami dan bekerja untuk ibadah, Insya Allah. | email: ben.bnur@gmail.com | twitter :@bens_369

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Puisi Kartini] Kartini Bukanlah Rembulan

22 April 2014   06:12 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:21 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KARTINI BUKANLAH REMBULAN

oleh Ben B. Nur

Mentari itu bernama Helios Andai boleh dua mentari, satunya akan kunamakan Kartini Bulan, redup cahayamu membuatmu dimaknai perempuan Kata pujangga engkau sandingan Helios sang lelaki perkasa

Andai aku boleh memilih aku tak mau bulan diandai Kartini Karena rembulan hanya meminjam seberkas cahaya mentari Karena ku mau Kartini kupuja karena kemilaunya sendiri Bukan karena cahaya pinjaman sang lelaki perkasa

Kartini bukanlah pelengkap, karena sejatinya ia juga lengkap Kartini bukanlah penghibur karena ia juga butuh dihibur Kartini adalah sebuah entitas penjaga kesinambungan Yang tanpanya peradaban akan berakhir memilukan.

Ia bukanlah sebab musabab kehancuran lelaki Ia juga bukan sekedar bagian dari serpihan tulang Kartini adalah titipan dzat Tuhan bernama perempuan Kartini ada karena dia harus ada, bukan atas pinta lelaki

Kartini bukanlah spesies dari kingdom sang primata Ia juga bukan evolusi pitecantropus erektus Ia adalah buah karya seni tertinggi sang Khalik Spesies dari kingdom mahluk  terindah

Saat kutersadar, namamu Kartini terlanjur harum Kenangan tentang hidupmu selalu dirangkai bak buket indah Laku dan dandananmu menjadi contekan tiada henti Diraga molek para perempuan di hari lahirmu dikenang

Begitulah laku dirimu tersisa dan tersaji sebagai kenangan Berbuncah puja melimpah gelar bak mitos dari antah brantah Mungkin harapmu hanya impikan menjadi wanita yang utuh Yang bisa memilih asa merengkuh bangga bayi dari rahimmu

Peniti emas dan gelar pahlawan disemat pada namamu Ribuan bait puisi beterbangan ditiup sepoi mencari sosokmu Tak jua kujumpa segenggam keyakinan walau itu samar Bagaimana laiknya aku bersaksi pada anak perempuanku tentangmu

Kartini, bila engkau sempat dan Tuhanmu mengizinkan Datanglah sesekali ke dalam mimpi para perempuan negeri ini Segarkan kembali tentang damba dan pengharapanmu Yang engkau rangkai saat menulis kepada seorang sahabatmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun