Mohon tunggu...
belva ft
belva ft Mohon Tunggu... Mahasiswa

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Literasi Digital pada Guru dan Siswa Untuk Memaksimalkan Pembelajaran Bermakna di Sekolah Dasar

25 Mei 2025   21:38 Diperbarui: 25 Mei 2025   21:37 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

      Pada era saat ini, guru sekolah dasar dituntut untuk lebih inovatif dalam menyampaikan materi pelajaran, salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Seiring dengan kemajuan teknologi, pendidikan juga harus mengikuti kemajuan zaman terlebih lagi dengan hadirnya revolusi industri 4.0 dan society 5.0 yang mempermudah penyesuaian antara teknologi dan kebutuhan belajar individu. Situasi ini, terlihat dari semakin banyaknya pembelajaran online yang beragam serta karakter generasi milenial yang terbiasa menggunakan perangkat elektronik. Oleh karena itu, pengajaran melalui internet harus disesuaikan dengan penggunaan teknologi yang tepat. Kemajuan teknologi perlu disesuaikan dengan kemampuan sumber daya manusia dalam menggunakannya dengan baik. Dengan demikian, penguasaan literasi digital menjadi kewajiban bagi guru sekolah dasar dalam mendidik generasi masa depan bangsa.

       Penguasaan literasi digital menjadi aspek penting dalam menunjang kemajuan peradaban suatu bangsa. Meskipun Indonesia memilki jumlah penduduk yang besar, kualitas sumber daya manusianya yang masih tergolong rendah. Padahal, keseimbangan antara kuantitas dan kualitas sangat dibutuhkan. Salah satu penyebab rendahnya kualitas ini adalah tingkat pendidikan yang masih minim. Kemampuan memanfaatkan teknologi dan informasi melalui perangkat digital pada dasarnya dapat mendukung pekerjaan agar berjalan lebih efisien dan efektif dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di bidang pendidikan dan karir. Pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan secara sadar untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan fisik serta keterampilan seseorang. Pada jenjang pendidikan dasar, siswa dituntut untuk memperoleh bekal yang esensial sebagai dasar untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Sekolah dasar adalah tingkat pendidikan yang penting, karena pada masa ini siswa mulai mampu mengembangkan kemampuan berpikir secara logis dan objektif.

      Pembelajaran bermakna dapat tercipta melalui literasi digital karena mendorong keterlibatan aktif antara guru dan siswa dalam proses belajar. Literasi digital membuat siswa lebih tertarik dan termotivasi, sementara guru dapat menyajikan materi dengan cara yang lebih menarik dan interaktif. Dengan teknologi, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir, membentuk sikap positif, serta meningkatkan keterampilan fisik yang mendukung proses pembelajaran, selain itu literasi digital memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi ide-ide kreatif dan menghasilkan karya yang inovatif. Baik guru maupun siswa juga dapat meningkatkan keterampilan seperti berpikir kritis, kerjasama, komunikasi yang efektif, dan kreativitas sehingga proses belajar menjadi lebih bermakna dan relevan dengan perkembangan zaman.

      Setiap satuan pendidikan diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar yang benar-benar berarti bagi siswa. Pengalaman belajar yang bermakna adalah proses dimana siswa membangun pemahaman terhadap materi yang dipelajari bukan sekadar menghafal. Pendekataan ini menekankan pentingnya hubungan antara pelajaran di kelas dan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa. Konsep pembelajaran bermakna ini diperkenalkan oleh David Ausubel, seorang psikolog pendidikan yang berpendapat bahwa belajar akan lebih efektif jika siswa dapat menghubungkan pengetahuan baru dengan apa yang sudah mereka ketahui sebelumnya. Dalam pembelajaran bermakna, informasi baru dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah ada didalam pikiran siswa. Tujuannya agar siswa tidak hanya mengingat, tetapi juga memahami dan mampu menerapkan pengetahuan tersebut dalam berbagai situasi.

       Dalam literasi digital, guru dan siswa bisa mendapatkan, menilai, dan menggunakan informasi dengan cara yang tepat dan bijak. Dalam implementasinya, pembelajaran bermakna menuntut adanya perubahan paradigma dalam proses pendidikan dari yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Proses penyampaian materi dalam pembelajaran bermakna harus dilakukan dengan benar, salah satunya dengan memilih model pembelajaran yang tepat. Hal ini memerlukan komitmen dari seluruh elemen satuan pendidikan, mulai dari perencanaan kurikulum, metode pengajaran, hingga evaluasi pembelajaran yang menilai pemahaman dan kemampuan berpikir siswa. Selain itu, lingkungan belajar yang kondusif juga menjadi faktor penting dalam mendukung terwujudnya pembelajaran bermakna. Karena lingkungan yang aman, kondusif bisa mendorong siswa untuk lebih terbuka, percaya diri, dan aktif dalam mengemukakan ide serta gagasan.

       Untuk mengoptimalkan pembelajaran bermakna di tingkat sekolah dasar, penguasaan literasi digital oleh guru dan siswa merupakan faktor yang sangat penting. Guru dituntut untuk memiliki kompetensi digital yang memadai agar dapat mengintegrasikan teknologi secara efektif dalam proses pembelajaran, sehingga materi yang disampaikan menjadi lebih menarik dan gampang dimengerti oleh siswa. Di sisi lain, siswa perlu dibekali keterampilan literasi digital sejak dini agar mampu mengakses, mengevaluasi, serta memanfaatkan informasi secara kritis dan bertanggung jawab. Dengan demikian, siswa dapat belajar secara mandiri, berkreasi, serta berkolaborasi menggunakan berbagai media digital yang tersedia.

      Literasi digital bukan sekedar kemampuan mengoperasikan teknologi, tetapi juga meliputi keterampilan dalam mengakses, memahami, menilai, serta menggunakan informasi dengan bijak dan penuh tanggung jawab. Bagi guru, penguasaan literasi digital menjadi kunci untuk mengembangkan media dan metode pembelajaran yang kreatif, interaktif dan sesuai karakteristik siswa. Misalnya, dalam metode pembelajaran menggunakan konsep penggunaan video animasi, kuis digital, atau stimulasi kehidupan sosial berbasis teknologi dapat membuat pembelajaran nilai-nilai pancasila menjadi lebih mudah dan dapat dipahami siswa. 

      Pembelajaran bermakna terjadi ketika siswa mampu menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya, sehingga mereka lebih mudah memahami dan memperdalam konsep yang dipelajari. Namun, tantangan dalam penerapan literasi digital juga perlu diperhatikan, seperti keterbatasan akses terhadap perangkat dan internet, serta minimnya pelatihan bagi guru dalam mengoptimalkan penggunaan teknologi menjadi tantangan tersendiri. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan Kerjasama dari berbagai pihak, seperti pemerintah, sekolah, dan orang tua, dalam menyediakan fasilitas yang memadai dan pogram pelatihan literasi digital bagi guru dan siswa. Dengan demikian literasi digital dapat menjadi alat yang efektif dalam menciptakan pembelajaran bermakna yang adaptif, keratif, dan relevan.

      Jadi, pembelajaran bermakna lebih menekankan pada keterkaitan antara pengetahuan yang dipelajari dengan pengalaman nyata siswa, sehingga mampu membangun pemahaman yang lebih mendalam. Dalam konteks ini, literasi digital memainkan peran strategis sebagai saran untuk menghadirkan pembelajaran yang kontekstual, interaktif, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Melalui integrasi teknologi digital guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang menstimulus rasa ingin tahu siswa dan mendorong mereka untuk berfikir kritis. Dalam penerapannya, pembelajaran bermakna berbasis literasi digital harus dirancang secara terstruktur dan berorientasi pada kebutuhan serta karakteristik sekolah dasar. Materi pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif mereka, disertai dengan aktivitas yang menyenangkan dan menantang.

      Dengan demikian, literasi digital dan penerapan pembelajaran bermakna di sekolah dasar bukan hanya menjadi tuntunan zaman, tetapi juga sarana strategis untuk membentuk generasi yang berpikir kritis, kreatif, dan bertanggung jawab. Melalui integrasi teknologi dan pendekatan kontekstual, siswa tidak hanya memahami materi pembelajaran secara lebih dalam mendalam, tetapi juga mampu menghubungkannya dengan pengalaman nyata dan permasalahan di sekitar mereka. Peran aktif guru sebagai fasilitator pembelajaran serta dukungan lingkungan sekolah yang kondusif menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan proses belajar yang relevan, menyenangkan, dan bermakna bagi anak-anak di usia dasar. 

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun