Mohon tunggu...
Bella Pratama Sari
Bella Pratama Sari Mohon Tunggu... Guru - Lengkap

Anak pertama dari 3 bersaudara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Minat Baca dan Pemberantasan Buta Aksara

9 Desember 2019   15:20 Diperbarui: 9 Desember 2019   15:43 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berkaitan dengan salah satu komponen yaitu "membaca", sudah diketahui bersama bahwa kualitas minat membaca baik dari kalangan anak-anak maupun dewasa di Indonesia sangat rendah. Beberapa survei internasional dan nasional melaporkan sebagai berikut. UNESCO pada 2012 mencatat indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya dalam setiap 1.000 orang, hanya ada satu orang yang punya minat membaca. Sedangkan UNDP merilis angka melek huruf orang dewasa Indonesia hanya 65,5 persen, sementara Malaysia sudah mencapai 86,4 persen (Yusuf, 2013)

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh International Education Achievement (IEA) pada awal tahun 2000 menunjukkan bahwa kualitas membaca anak-anak Indonesia menduduki urutan ke 29 dari 31 negara yang diteliti di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Dengan demikian tidaklah mengherankan bila Indeks kualitas sumber daya manusia (Human Development Index/HDI) di Indonesia juga rendah. Hal ini sesuai dengan survei yang dilakukan oleh UNDP pada tahun 2005 bahwa HDI Indonesia menempati peringkat 117 dari 175 negara(Bimba, 2013).

Secara teoritis ada hubungan yang positif antara minat baca (reading interest) dengan kebiasaan membaca (reading habit) dan kemampuan membaca (reading ability). Rendahnya minat baca masyarakat menjadikan kebiasaan membaca yang rendah, dan kebiasaan membaca yang rendah ini menjadikan kemampuan membaca juga rendah. Itulah yang sedang terjadi pada masyarakat Indonesia sekarang ini.

Membaca memang lebih sulit bila dibandingkan dengan melihat atau mendengar. Membaca membutuhkan kemampuan untuk memahami rangkaian kalimat kemudian menafsirkannya sendiri tanpa bantuan orang lain, dan tidak semua orang punya cukup kesabaran untuk melakukan hal semacam itu. ( Sudarsana, 2014:1.8 ).

B.  Tingginya Jumlah Buta Aksara Serta Pengembangan minat baca terhadap masyarakat

Perkembangan Minat Baca dan Kemampuan Baca memang sangat memprihatinkan lantaran metode yang diberikan terhadap siswa pada umumnya kurang bahkan tidak menyenangkan. Sebagian besar metode yang ada hanya bertuju pada hasil bukan pada proses. Rendahnya minat baca siswa menimbulkan kebiasaan membaca yang rendah, dan kebiasaan membaca yang rendah ini menimbulkan kemampuan membaca rendah.

Di Indonesia begitu banyaknya orang-orang yang belum bisa membaca ataupun buta aksara yaitu tidak dapat membaca dan menulis, terutama di alami oleh orang-orang tua terdahulu, ini disebabkan oleh kurangnya fasilitas pendidikan, ekonomi, serta kesadaran dalam petingnya berpendidikan, mereka lebih mengutamakan kerja dan lain sebagainnya. Hal ini juga terjadi pada zaman sekarang, terutama di daerah yang ataupun sekolah yang masih terpencil dan rendah tingkat pendidikannya serta kurangnya minat baca pada masyarakat milineal, mereka lebih mengutamakan atau lebih senang membaca sesuatu yang ada di internet, maupun di social media lainnya.

Apakah hal ini harus dibiarkan dan tidak ada penangan? Tidak, jika kita membiarkan ini semua, apakah yang akan terjadi oleh Negara ini? Minat baca masyarakat Indonesia harus ditingkatkan dan buta aksara harus terus diberantas. Peningkatan minat baca perlu dilakukan karena pada masa perkembangan teknologi, masyarakat banyak disuguhi informasi di berbagai media. Media itu harus dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan. Bukan hanya untuk hiburan ataupun alat kerja semata.

Peningkatan Minat Baca dan Pemberantasan Buta Aksara Minat baca masyarakat Indonesia harus ditingkatkan dan buta aksara harusdi berantas. Peningkatan minat baca perlu dilakukan karena pada masa perkembangan teknologi, masyarakat banyak di suguhi informasi di berbagaimedia. Media itu dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan.Upaya itu dilakukan karena kita tahu bahwa minat baca masyarakat masihrendah. Bahkan, kemahiran membaca siswa di sekolah, terutama di beberapasekolah terpencil masih rendah.

Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia pada tahun 2011, penduduk Indonesia yang berumur 10 tahun ke atasyang buta aksara sekitar 17,89 persen dan jumlah tertinggi di Papua sekitar 40,59 persen. Pada saat ini banyak hiburan, permainan (games) dan tayangan televisimengalihkan perhatian anak dan orang dewasa dari buku. Di samping itu, sarana buku di berbagai perpustakaan masih kurang jumlahnya dan buku-buku itu kurang bervariasi sehingga anak-anak kurang berminat membaca buku.(Suanda, 2014)

Sementara itu, buku adalah sumber pengetahuan, seperti semboyan " buku jendela ilmu " dan "baca buku, buka dunia". Dengan membaca buku, kita akan
memperoleh pengetahuan. Oleh sebab itu, membaca dapat memperbaikikehidupan. Untuk itu, usaha peningkatan minat baca dan pemberantasan butaaksara ini perlu di dukukung terus sehingga taraf hidup masyarakat akan meningkat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun