Mohon tunggu...
Bella BektiTriwulandari
Bella BektiTriwulandari Mohon Tunggu... Penulis - Bella BektiTriwulandari

Penulis Pemula

Selanjutnya

Tutup

Money

VIRUS CORONA MEMBERIKAN DAMPAK PADA SEKTOR PERDAGANGAN DAN PARIWISATA DI INDONESIA-CHINA

28 Januari 2021   06:56 Diperbarui: 28 Januari 2021   12:45 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perekonomian Indonesia nampak memprihatinkan, secara global pada tahun 2020 diperkirakan bisa jatuh seperti depresi tahun 1930, bukan lagi seperti tahun 1998 atau 2008. Virus Corona ini juga membuat kondi perdagangan Internasional menurun. Di Indonesia ada beberapa sektor yang terkendala dalam proses operasi, seperti pabrik-pabrik yang harus menghentikan proses karena kondisi tidak memungkinkan.

Pandemi Virus Corona telah menginfeksi sebanyak 97.233.164 orang diseluruh dunia. Dari jumlah tersebut sebanyak 69.783.307 orang dinyatakan telah sembuh dan sebanyak 2.080.402 dinyatakan meninggal dunia.

387cb8646091103f4575885470574dae-6011fc5cd541df16766b8ec6.jpg
387cb8646091103f4575885470574dae-6011fc5cd541df16766b8ec6.jpg
Dampak Virus Corona Terhadap Sektor Perdagangan dan Perekonomian Indonesia

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Rosan P Roeslami mengatakan, Virus Corona mempengaruhi banyak terhadap penurunan penjualan produk di sektor perdagangan dan melambatnya pertumbuhan ekspor komoditas utama. Selain itu,Indonesia membutuhkan waktu untuk melakukan diversifikasi ke Negara tujuan ekspor.

Melambatnya pertumbuhan ekspor utama Indonesia mengakibatkan turunnya tingkat pendapatan dan kepercayaan konsumen, sehingga konsumsi menjadi tertunda. Melemahnya perekonomian Indonesia diakibatkan karena China merupakan salah satu mitra dagang yang terbesar di Indonesia.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan mayoritas pelaku usaha yang disurvei dinyatakan mengalami penurunan pendapatan sejak pandemi ini. Selama 10-26 Juli 2020, mayoritas pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMK) dan usaha menengah dan besar (UMB) melaporkan mengalami penurunan pendapatan. Pada UMK sebesar 13% dan UMB sebesar 15% menyatakan pendapatan tetap. Kemudian dari UMK sebesar 2% dan UMB sebesar 3% yang menyatakan adanya kenaikkan pendapatan. Sektor yang mengalami penurunan terdalam adalah akomodasi makanan dan minuman, serta transportasi dan pergudangan. Dari segi operasional, pelaku UMK dan UMB masih beroperasi secara normal dengan proposi masing-masing 49.4% dan 59,8%. Lalu, sekitar 5% pelaku UMK dan 10,1% UMB dilaporkan telah berhenti beroperasi akibat pandemi ini. Selain itu, penuruan tajam terjadi pada ekspor migas dam non-migas karena China merupakan pengimpor minyak mentah terbesar, termasuk dari Indonesia.

7e6fe4c0-71e2-40db-925c-ce309468fade-w1200-r1-6011fce58ede480e9a5fc303.jpg
7e6fe4c0-71e2-40db-925c-ce309468fade-w1200-r1-6011fce58ede480e9a5fc303.jpg
Dampak Virus Corona Terhadap Sektor Pariwisata Indonesia

Pada masa Virus Corona (covid-19) atau bisa disebut dengan Masa Pandemi berdampak besar pada sektor Industri Pariwisata dari pada sekot industri lain-lainnya. Data Badan Pusat Statitistik (BPS) menunjukkan kunjungan wisatawan China ke Indonesia selama bulan Januari sampai bulan Juni 2019 mencapai 1,05 juta orang.

Menurut Worl Travel And Tourism Council, Indonesia mengalami kerugian semenjak bulan Januari dari Industri Pariwisata kurang lebih 1,5 Miliar Dollar AS. Alasan Indonesia mengalami kerugian disebabkan karena penutupan akses bagi turis dari Tiongkok yang tidak bisa berkunjung ke Indonesia. Kunjungan wisatawan mancanegara selama 2019 mencapai 16,3 juta dari target 18 juta dan dari Tiongkok sendiri sebesar 12% atau setara dengan 1,95 juta orang.

Dampak lain dari Virus ini adalah mengakibatkan ratusan ribu karyawan tetap banyak yang dirumahkan dan hanya mendapatkan setengah gaji dan membuat perekonomian para karyawan yang dirumahkan menurun, belum ditambah lagi karyawan lain yang harus dirumahkan. Selain banyak karyawan yang dirumahkan. Sementara itu , sektor perhotelan dan restoran juga merasakan dampak dari adanya Virus Corona. Jumlah tamu hotel menurun drastis, bahkan tamu dari dalam negeri. Restoran pun banyak yang tutup karena penjualan juga menurun. Namun, ada beberapa yang buka dan hanya melayani delivery order dan take away order.

Menteri Pariwisata, Wishnutama, menyatakan kondisi ini merupakan kondisi tantangan dan sekaligus dijadikan peluang untuk mencari potensi lain yang dapat menjadi daya tarik wisatawan asing untuk datang ke Indonesia. Untuk program yang sudah berjalan perlu dikelola dan dikemas dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat menciptakan daya tarik wisatawan dari negara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun