Mohon tunggu...
Suastana Gusti
Suastana Gusti Mohon Tunggu... -

Sebelum Bertindak Pastikan Tidak Merugikan dan Menyakiti Makhluk Hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ogoh-Ogoh Bukan Sekedar Parade Tontonan

16 Maret 2013   15:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:39 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1363444344896493675

[caption id="attachment_233394" align="aligncenter" width="340" caption="Ogoh-Ogoh Br.Adat Cocala Sabha Tegal Baleran Tabanan Pada Parde Ogoh-Ogoh di Adat Kota Tabanan Bali"][/caption] (Tabanan-Bali)Sehari sebelum Perayaan Hari Nyepi di sebut "Pangrupukan", jauh hari sebelum pengrupukan, truna-truni krama Bali di masing-masing Banjar Adat, akan mempersiapan dengan penuh semangat untuk memeriahkan dan meramaikan acara "Pangerupukan", yang biasanya sebulan sebelum acara, kegiatan pembuatan ogoh-ogoh sudah dimulai. Pengerjaan pembuatan ogoh-ogoh biasanya dilakukan dengan gotong royong oleh truna-truni Bali, persiapan pembuatan ogoh-ogoh dilakukan dengan urunan dari masing - masing anggota truna-truni, dari dana yang terkumpul untuk pembelian bahan - bahan yang diperlukan. Sedangkan semua pengerjaan dilakukan oleh anggota truna-truni Bali khususnya bagi mereka yang punya ketrampilan ukir atau undagi Bali. Parade Ogoh-Ogoh di Bali, dilaksanakan oleh hampir seluruh kerama adat yang ada dibali, seperti halnya desa adat Kota Tabanan(11/03/2013) menampilkan kurang lebih 23 Ogoh - Ogoh. Berbagai bentuk dan rupa semua ada, yaitu ada menyerupai Raksasa, Rupa Binatang, dan masing-masing memiliki makna dan kisah dibalik rupa dan bentuk ogoh-ogoh yang ditampilkan dan diarak keliling kota Tabanan. Parade Ogoh-Ogoh di Bali bukan sekedar Parade Tontonan, namun memiliki makna untuk mengusir pengaruh jahat yang disimbulkan dengan bentuk Ogoh-Ogoh dengan rupa Raksasa, atau Buta Kala, agar tidak mengganggu rumah, pekarangan atau lingkungan sekitar. Setelah selesai parade biasanya Ogoh-Ogoh akan di bakar di setra setempat/kuburan, sebagai lambang musnahnya semua pengaruh jahat yang menggangguh ketentraman manusia dan lingkungan. Sehari setelah pengrupukan umat Hindu merayakan hari raya Nyepi : pada hari ini seluruh umat yang beragama Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian yaitu : amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Serta bagi yang mampu juga melakukan kegiatan tapa, brata, yoga, dan semadhi. Khusus di Wilayah Bali pada hari Nyepi suasana seperti mati, mobil, orang, dan semua kesibukan dan aktifitas berhenti dan tidak boleh menyalakan lampu di malam hari, Catur Brata Penyepian berlangsung selama 24 Jam. Kesibukan akan dimulai sehari setelah Nyepi yang biasanya disebut Hari Ngembak Geni, merupakan Rangkaian terakhir dari perayaan Tahun Baru Saka yang jatuh pada "pinanggal ping kalih" (tanggal 2) sasih kedasa (bulan X). Pada hari ini Umat Hindu melakukan Dharma Shanti dengan keluarga besar dan tetangga, mengucap syukur dan saling maaf memaafkan, untuk memulai lembaran tahun baru yang bersih.(jinick)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun