Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat dari Sudut Filsafat (10)

5 Agustus 2021   15:06 Diperbarui: 5 Agustus 2021   15:17 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Selamat! Ini filsafat? Yah, satu kata ini saja filsafat. Entah tertulis atau lisan, kata 'Selamat' itu filsafat. Bukan kata 'Selamat' saja, tapi setiap kata itu filsafat. Ah, ini terlalu. Tidak. Tidak terlalu. Benar, setiap kata itu filsafat. Filsafat dalam dua arti: jalan berpikir dan hasil berpikir. 

Kata 'Selamat' dialamatkan kepada siapa oleh siapa? Lisan atau tertulis? Kapan? Di mana? Apa alasannya? Kedua pihak ada hubungan apa? Hubungan keluarga? Kenalan? Kawan bisnis? Rekan kerja?  Sesuku? Seagama? Sedaerah? Seteru? Musuh bebuyutan, baru damai? Rupa-rupa peranyaan dapat muncul berkaitan dengan kata 'Selamat'. Kata yang lain pun sama. 

Rentetan pertanyaan di atas bisa dijawab, boleh dijawab, perlu dijawab, tidak perlu dijawab, jangan dijawab, harus dijawab. Wah, banyak pilihan. Ini semua membutuhkan kecerdasan seorang filsuf. Dan filsuf itu adalah saya, anda, dia, kita. Kita mau. Itu Nafsu, dorongan. Kita berpikir. Itu Nalar, minat. Kita bersemangat. Itu Naluri. Kita merenung. Itu Nurani. Empat unsur kepribadian diri kita bekerja serentak. Nafsu+Nalar+Naluri+Nurani disibukkan untuk menelusuri arti dan makna kata 'Selamat'. (4N, Kwadran Bele, 2011).

Tahan nafas. Ini belum kata. Baru nafas. Itu saja sudah filsafat. Mengapa tahan nafas. Gangguan pernafasan? Atau penasaran? Taruh jari telunjuk di mulut. Maksud apa? Isyarat? Itu belum kerahkan tenaga untuk bernafas. Hanya tangan diangkat, telunjuk dihunjukkan, bibir dikatup, telunjuk dengan bibir dipertemukan. Yang membuat dan yang melihat terhanyut ke dalam pemikiran yang dalam untuk mencari makna dari gerakan sedetik itu. Ini filsafat. 

Filsafat adalah kegiatan manusia yang punya makna. Kegiatan itu bisa gerak, bisa diam, bisa suara, bisa bisu. Kegiatan manusia penuh makna. Tidak ada satu kegiatan pun tanpa makna. Duduk bermalas-malas adalah kegiatan. Mengelamun adalah kegiatan. Tidur nyenyak adalah kegiatan. Semua kegiatan itu adalah filsafat. Manusia itu filsuf. Semua kegiatannya filsafat. Orang gila pun berfilsafat dengan gerak-gerik serta kata-katanya yang dianggap aneh oleh yang namakan diri 'waras'. Bayi saja sudah berfilsafat. Tangisan awal bayi yang baru ke luar dari rahim adalah tangisan filsafat. Menyapa dunia. 

Kita manusia ini benar-benar ciptaan paling manja dari semua ciptaan. DIA, PENCIPTA itu yang manjakan kita. Makanya aneh kalau kita dalam gendongan DIA masih meronta-ronta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun