Dalam wawancara setelah konser (yang belum dikonfirmasi media arus utama), seorang penonton berkata:
> "Teriakan Jae tentang Palestina bukan hanya politis, tapi manusiawi. Di tengah sorotan lampu panggung dan nada-nada musik, dia memilih untuk berbicara tentang mereka yang sedang tertindas. Itu mengguncang hati kami."
---
Apa Dampaknya ke Depan?
Bagi Prambanan Jazz, peristiwa ini bisa menjadi simbol keterbukaan terhadap ekspresi sosial dan menjadi panggung yang lebih berani untuk suara-suara kemanusiaan.
Bagi Jae, dukungan publik Indonesia bisa memperkuat fanbase-nya di kawasan Asia Tenggara. Namun, ada risiko boikot dari beberapa pihak atau pasar internasional yang sensitif terhadap isu Palestina.
Bagi musisi lain, ini membuka kemungkinan lebih besar untuk menyuarakan nilai dan prinsip mereka di luar batas lirik lagu---mungkin akan muncul lebih banyak aksi serupa di panggung-panggung Indonesia.
---
Penutup: Ketika Musik Bersuara
Apa yang dilakukan Jae Park di panggung Prambanan bukan sekadar momen. Ia adalah simbol---bahwa bahkan di tengah dentuman musik dan sorotan glamor, ruang untuk menyuarakan kemanusiaan tetap ada. Dan ketika seorang musisi asing memilih untuk berkata lantang di negeri yang jauh tentang nasib bangsa lain, itu bukan hanya kontroversi, melainkan bentuk nyata dari solidaritas lintas batas.
Karena pada akhirnya, musik yang paling kuat bukan hanya yang membuat kita menari---tetapi yang membuat kita berpikir, merasa, dan peduli.