Kaki-kaki kecil melangkah tanpa lelah
Disusurinya jalan panas beraspal dengan sumringah
Suara lantang keluar dari bibir mungil
Tawarkan dagangan
yang terabaikan
oleh orang-orang penuh kesombongan
Di balik topi kumal
peluh membasahi rambut yang jarang disisir
Suaranya bergetar
sembunyikan lapar
Berharap ketulusan
dari orang-orang penuh kepalsuan
menyisihkan sapaan untuknya
Kaki-kaki itu kecil tapi kuat
Kuat hadapi kerasnya arus kehidupan
yang selalu dia rayakan dengan suka cita
Baca juga: Puisi: Wahai Tuan dan Nyonya yang Terpilih
Baca juga: Puisi: Malar
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!