Mohon tunggu...
Bekti Cahyo Purnomo Syah
Bekti Cahyo Purnomo Syah Mohon Tunggu... Penulis - Menulis adalah caraku melukis keindahan lewat rangkaian aksara manja tak bernyawa.

Penulis Freelance, bloger, Novelis, email; bekticahyopurnomo@gmail.com Ig/twitter, Yutube: @belajarbersamabisa fbgroup; Belajar Bersama Bisa dan Bebebs.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hantu Kuyang yang Tak Dirindukan, Prolog dan Bagian Pertama

27 Januari 2019   05:34 Diperbarui: 10 September 2023   15:47 1340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bumi Hartanting Batu, Meen Pahari? Salam bubuhan Seruyan

Manusia berdarah siluman 'kuyang' Ya Ini merupakan awal cerita  Ulin Putri Meranti Delima  anak perempuan dari Rico dan Delima Badiang (perempuan cantik berdarah kuyang)  yang kemudian diasuh oleh Alina dan Rahman. Tepatnya adalah kisah cinta dan misteri yang diangkat dari kearifan lokal bangsa indonesia.  Dalam hal ini adalah Kalimantan Tengah, meliputi Kabupaten Seruyan, Lamandau, Arut, dan sekitaran perbatasan Kalimantan Barat-Kalimantan Tengah, umumnya pulau Boerneo. 

Merupakan sebuah kisah perjalanan spritual yang saya ubah menjadi karya fiksi. Jika ada nama tempat, legenda dan apapun yang berhubungan dengan cerbung ini, memang di sengaja oleh penulis. Jika ada yang kurang berkenan, silahkan berikan kritik saran yang membangun. Mohon maaf dan terimakasih. 

By, Bekti Cahyo Purnomo Seruyansyah 


Prolog 

Di sepanjang sungai di Kalimantan, ditengah hutan sebuah kisah mengerikan dikisahkan. Ada yang menganggap itu hanya sebuah mitos. Sedang yang pasti itu bagian dari kearifan Lokal Bangsa Indonesia. Entah kebenarannya seperti apa hanya waktu yang akan menjawabnya.

Mitos Minyak Bintang tidak lepas dari Hantu Kepala ( leak/kuyang ).

Inilah sebuah kisah misteri yang menyayat hati. Bisik-berisik klasik yang beredar di Desa pedalaman, Antang Badiang adalah seorang Dukun Minyak Bintang suku Dayak.  Setiap ada kematian yang tidak bisa ditemukan sebab logisnya, tuduhan langsung mengarah kepada Antang.

Sudah pasti,tudingan tersebut tidak pernah disampaikan secara terang-terangan didepan Antang. Sebenarnya dia bisa merasakan tatapan mata orang-orang yang penuh curiga, bahkan ketakutan saat berpapasan dengannya.

Antang Badiang sendiri tidak ambil pusing dengan gosip murahan tersebut. Dia tidak pernah membantah atau pun mengiyakan. Bukan karena dia tidak peduli dengan nama baiknya, atau takut. Dia yakin penduduk desa tidak akan menyerang rumahnya. Beberapa dari mereka pernah diam-diam datang ke rumahnya dimalam hari untuk meminta bantuan, termasuk kepala desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun