Mohon tunggu...
suro begog
suro begog Mohon Tunggu...

Rakyat jelata. Alumni PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kanuragan, seangkatan dengan Mak Lampir). Alumni Akademi Sinematografi jurusan fotocopy. Alumni Fakultas Ekonomi jurusan Ekonomi Lemah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

GALIYUK

14 Maret 2010   04:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:26 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Galiyuk tidak boleh iri, bila Ki Dalang mematikannya tidak seperti cara mati sobat2 pahlawan negerinya yang penuh heroik.
Galiyuk tidak boleh protes, bila Ki Dalang mematikannya tidak seperti cara mati dalam doa2nya.

Ada seorang Dalang, membuat versi gugurnya Galiyuk sbb.
Galiyuk maju perang, tidak dihadapi Arjuna kesatria sakti mandraguna, tetapi dihadapi oleh punakawan (pembantu) Arjuna. Petruk, Gareng, Bagong.

Ketiga punakawan, anehnya menyambut kehadiran Galiyuk tidak dengan kemarahan atau kesiagaan perang, melainkan dengan keakraban, keramah tamahan yang hangat.

Kepada Galiyuk ditanyakan kabar keselamatan keluarganya. Anaknya berapa, sekolahnya dimana saja, sudah ada yang bekerja apa belum.
Disempatkan pula bertanya masalah pertanian di negeri Galiyuk. Hama wereng hama tikus bagaimana mengatasinya.

Petruk, Gareng dan Bagong sangat familier, bahkan mereka memanggil Galiyuk dengan sebutan PAK DHE.

Galiyuk merasa nyaman atas layanan yang diberikan oleh Punakawan. Oleh karenanya ketika para Punakawan meminta isi dompetnya, Galiyuk menyerahkannya dengan ikhlas.

Selanjutnya ketiga Punakawan memberi hiburan kepada Galiyuk.
Punakawan meminta bantuan Waranggono atau Pesinden untuk melantunkan beberapa tembang untuk menghibur Galiyuk.

Galiyuk terbuai kenikmatan. Karena suara para Pesindennya memang oke.
Di negeri Galiyuk tidak ada pesinden SEMOG2 dan CANTIK2 dengan suara emas seperti di negeri Punakawan.
Pesinden di negeri Galiyuk gemuk2 dan giginya tonggos2 bertaring panjang pula. Karena memang mereka golongan RASEKSI. (Raksasa perempuan).

Sementara Galiyuk terbuai tembang2 yang dilantunkan para Pesinden, Ki Dalang juga nyantai menghirup kopi dan rokok, istirahat setelah menguras tenaga menyajikan perang yang atraktif sebelumnya.

Pada akhir lagu, Galiyuk didapati sudah mati.

Galiyuk korban kekuasaan?
Ya! Galiyuk korban kekuasaan Ki Dalang.
Tapi bukankah dalam jagad pewayangan memang Ki Dalang yang berkuasa?
Bukankah Galiyuk umat jagad pewayangan yang bebas dari ketentuan pakem?
Oleh karenanya Ki Dalang bebas dan tidak berdosa menentukan cara mati Galiyuk se-mau2nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun