Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Gunung Marapi, Jalur Lahar Dingin Gunung Marapi

18 Mei 2024   14:02 Diperbarui: 18 Mei 2024   14:12 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Marapi, Google Earth

Marapi, atau Gunung Marapi, adalah sebuah gunung berapi kompleks di Sumatera Barat, Indonesia. Gunung ini merupakan gunung berapi paling aktif di Sumatera dan namanya berarti "Gunung Api", yang selalu memunculkan api dipuncak gunung ketika gunung tersebut meletus. Berbeda dengan gunung-gunung didekatnya seperti Singgalang, dan Tandikat. Gunung-gunungi ini lebih aktif dan hampir setiap tahun meletus dan  memutahkan abu vulkanik dan kadang lahara panas.

Gunung Marapi mempunyai ketinggian 2.891 m dari permukaan laut, dan mempunyai lima kepundan atau kawah. Semuanya dinamakan sebagai Kaldera Bancah, kapundan Tuo yang hampir tertutup dan hanya terlihat lobang-lobang, kepundan Kabun Bungo, kapundan Bungsu, dan kepundan Verbeek atau kapundan Tangah dengan empat buah lubang keluaran gas dan abu vulkanik. Empat kepundan pertama saat ini tidak aktif, dan diduga berisi air. Namun sebelum ini kepundan tersebut pernah meletuskan abu vulkanik namun tidak terlalu sering. Sementara kepundan Verbeek masih aktif mengeluarkan material letusan secara rutin sepanjang tahun, dan setiap saat mengeluarkan api (lahar panas), dan abu vulkanik (letusan). Kondisinya kering dan kadang basah, dan selalu mengeluar asap dan uap air.

Gunung Marapi selama ini lebih pandang sebagai sumber bencana, walaupun abu vulknik yang dikelaurkan membuat subur lahan di sekitar gunung. Cuaca yang baik dan curah hujan cukup tinggi dengan hutan yang lebat menjaga sekeliling gunung tidak kekurangan air untuk pertanian. Lingkungan dan hutan terjaga baik membuat sekeliling gunung dihuni penduduk dan menjadi tempat tinggal dan Bertani.

Bencana yang terjadi selama ini adalah gunung meletus, gempa bumi, dan limpahan air dari kawah-kawah di puncak gunung yang menyebabkan air bah yang dikenal dengan nama khusus "Galodo" untuk penduduk setempat. Gunung meletus dan gempa bumi tidak mengakibatkan bahaya bagi penduduk sekitar, kecuali ketika pendaki gunung terperangkap di puncak gunung yang meletus ketika mereka berada di atas puncak gunung tersebut. Terakhir pada  3 Desember 2023 gunung tersebut meletus dan mengakibatkan 24 orang Pendaki gunung tewas dalam peristiwa ini.

Letusan gunung berapi sebenarnya tidak berbahaya. Banyak kasus orang-orang bisa mendekati kawah gunung berapi ketika terjadi letusan. Orang yang berada didekatnya bisa berada puluhan atau ratusan meter dibibir kawah atau kolom abu yang bergerak  ke udara. Hanya saja harus diwaspadai arah jatuh abu vulkanik agar supaya tidak berada di bawah jejatuhan abu vulkanik. Bagaimnapun abu vukanlk memiliki suhu tinggi mulai dari ratusan derajat sampia ribuan derajat Celsius.


Lahar panas atau batuan cair biasanya mengalir dengan lambat karena batu yang mencair mempunyai viskositas tinggi, sehingga orang bisa saja berdekatan dengan cairan lahar, dan mengambil sampel jika diperlukan. Hanya saja harus diwaspadai jika ada gerakan tiba-tiba atau material jatuh dari permukaan yang lebih tinggi dengan cepat sehingga tidak ketimpa oleh cairan panas, atau letusan eksplosiff yang biasanya selain mengeluarkan abu vulkanik juga membawa partikel atau bebatuan yang lebih besar yang bisa saja menimpa kepala siapapun yang berada di dekatnya.

Letusan gunung Marapi pada  3 Desember 2023 gunung  yang mengakibatkan 24 orang Pendaki gunung tewas dalam peristiwa ini. Sebenarnya pada saat tersebut letusan gunung ini tidak terlalu besar, kolom abu vulkanik hanya setinggi 300 m, dan meletus setiap 45 detik. Oleh karena  mereka sangat dekat dengan kawah, dan tidak cepat-cepat menyelamatkan diri mencari tempat perlindungan mereka meninggal dunia karena ketimpa reruntuhan abu vulkanik yang turun dari atas  udara ke bawah.

Bagaimanapun pada saat genung meletus, dan abu vulkanik membentuk kolom abu yang tinggi ke atas udara merupakan pemandangan yang indah dan menarik, membuat setiap orang terpana dan tidak segera meninggalkan tempat tersebut, dan segera melarikan diri, turun ke bawah gunung, dan mencari tempat-tempat aman untuk berlindung di bawah pohon-pohon yang berada di hutan lebat di bagian puncak gunung, atau mempelajari arah angin, dan ditempat-tempat ada celah perlindungan atau bangunan yang ada di atas gunung. Dibutuhkan pemandu, dan orang-orang berpengalaman, dan terlatih untuk tetap berada di atas gunung di atas gunung untuk memandu setiap orang yang berada di lokasi letusan, dan mengarahkan ketempat-tempat yang aman dari bahaya yang datang.

Bencana yang berbahaya bagi gunung Marapi selama ini adalah kawah-kawah yang berisi air. Sebenarnya kawah tersebut suatu bentuk kaldera. Kaldera adalah cekungan besar seperti kuali yang terbentuk tidak lama setelah pengosongan ruang magma akibat letusan gunung berapi. Letusan gunung berapi mengeluarkan magma (batu cair) dalam jumlah besar dalam waktu singkat dan dapat menyebabkan terbentuknya ruang kososng dengan cara mengurangi atau memindahkan massa yang menopang atapnya sendiri, dan batuan apapun yang barada di atasnya. Biasanya tanah dipinggir kawah kemudian runtuh ke dalam ruang magma yang kosong atau sebagaian kosong, meninggalkan cekungan besar di permukaan puncak gunung, biasanya berdiameter puluhan meter sampai puluhan kilometer). Bentuk ini digambarkan sebagai kawah, yang sebenarnya hanyalah lubang reruntuhan, karena terbentuk melalui penurunan permukaan tanah dan keruntuhan, bukan terbentuk melalui ledakan atau benturan.

Terbentuknya ruang kosong , kaldera, di atas gunung berapi karena selama letusan gunung berapi tergentuk gas-gas yang terperangkap di dalam magma.  Gas-gas tersebut sebenarnya merupakan bagian kandungan magma itu sendiri yang larut di dalam magma yang jumlahnya sangat besar, bisa mencapai 7% dari keseluruhan berat magma. Ketika magma mencapai permukaan, dan terjadi penurunan tekanan, oleh sebab terdapat perbedaan tekanan di atmosfir dengan tekanan di dalam magma (perut gunung berapi) maka gas-gas bertekanan tinggi (oleh karena temperatur tinggi) akan memecah-mecah magma dalam bentuk butiran-butiran partikel halus dan membentuk abu vulkanik dan pecahan-pecahan batu yang keluar dari kawah gunung berapi. Bentuk penurunan tekanan atau pecahnya magma ini dikenal sebagai letusan gunung atau gunung meletus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun