Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tidak Masanya Lagi Kita Membatasi Diri Berdasarkan Bidang-bidang Ilmu

16 September 2019   18:46 Diperbarui: 19 September 2019   02:07 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Obat,dan produksi obat

Pencantuman bidang ilmu teknik dan terapan selalu akan disesuaikan dengan perkembangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Walaupun pada akhir pasal tersebut dinyatakan bahwa ketetapan disiplin ilmu tersebut harus melalui keputusan Menteri.

"Bertanya tentang kurikulum keinsinyuran di teman-teman kolega Farmasi yang ada di Industri mungkin kurang tepat yah. Kecuali meminta saran masukan kompetensi apa yang perlu dimiliki oleh Insinyur yang bekerja di Industri Farmasi. Perlu pak Benny pelajari Kurikulum teman-teman Farmasi apakah memenuhi syarat-syarat untuk melanjutkan ke Insinyuran?", tulis anggota grup tersebut sesudahnya.

Saya jawab, "Sedang diproses pak". "Saya intensif diskusi dengan dua orang Profeso di Jurusan Farmasi di Universitas Andalas terkait dengan industri obat-obatan:, kata saya. Indonesia selama ini kuat di dalam riset dan penyiapan bahan obat, akan tetapi bahan obat tersebut tidak pernah menjadi obat. 

Hasil akhir yang keluar dari bahan-bahan obat tersebut di Indonesia menjadi "Jamu", kata saya berikutnya. 

Selama ini tidak ada jamu yang diresep oleh para Dokter untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang diderita pasien di Indonesia, walaupun kadang kala ada Dokter yang menyarankan untuk mengkonsumsi jamu tertentu untuk obat tambahan terhadap pasiennya dan bahkan ada Dokter yang mengkomumsi jamu atau herbal untuk keperluan pribadi atau diri mereka sendiri. Namun mereka tidak pernah menuliskan resep Jamu ataupun herbal untuk ditebus di Apotik.

"Selama ini obat-obat dan bahan obat yang ada di Indonesia berasal dari luar negeri, dan dijual atau disitribuskan oleh Apotker kepada masyarakat yang membutuhkannya. Para Apoteker tersebut berasal dari Sarjana Farmasi. Jika ada Insinyur yang berasal dari Sarjana Farmasi, bukan tidak mungkin suatu saat nanti Indonesia bisa produksi obat sendiri", kata saya selanjutnya.

Diskusi tersebut ditutup oleh pernyataan saya. " Selain saya berdiskusi dengan dua orang Profesor Farmasi, saya juga berkomunikasi dengan dua orang Profesor lain di Universitas Andalas. Profesor yang pertama adalah Profesor sumber daya manusia, dan yang kedua adalah Profesor Capacity Building Human Resources. 

Profesor pertama menjawab terkait dengan pertanyataan saya mengenai Sarjana Farmasi dapat mengikuti pendidikan Program Profesi Insinyur di PS PPI, dan dia berkata."Tidak masanya lagi kita membatasi diri berdasarkan bidang-bidang ilmu. Semua sudah terkait antara satu dengan yang lain". 

Sementara Profesor kedua malah memberikan sebuah pertanyaan kepada saya ketika saya berdiskusi tentang keinsinyuran di Indonesia beberapa waktu yang lalu, dan saya harus menjawabnya. 

Pertanyaannya adalah," Kenapa Insinyur Indonesia tidak pernah maju, dan tertinggal jauh dari pada Insinyur asing?'.Saya pikir antara keduanya saling berhubungan.

oOo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun