Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyangkal Diri, Memikul Salib dan Mengikut Aku! Berani?

18 Februari 2022   11:17 Diperbarui: 18 Februari 2022   11:21 1685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan  Jumat 18 Februari 2022

Mrk 8: 34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. 35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. 36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. 37 Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? 38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus." 9:1 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa."

Renungan

Setiap Idul Fitri, kami sekeluarga bersilaturahmi. Berkunjung ke famili istri, yang semuanya tidak ada yang beragama kristiani. Begitu banyak keluarga yang kami kunjungi. Biasanya butuh waktu sekitar tujuh hari.

Sekali peristiwa sepuluh tahun lalu, saat kunjungan silaturahmi Idul Fitri di Temanggung, putra bibi yang tukang ojek pangkalan cerita. Bahwa siapa yang mau masuk jadi anggota paguyuban tukang ojeknya, mesti membayar uang pangkal. Tiga juta rupiah. Jumlah yang relatif tidak sedikit untuk saat itu.

Bacaan Injil hari ini menarasikan syarat-syarat untuk dapat mengikuti Yesus. Suatu saat Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.  Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?."

Meski bukan tiga juta rupiah sebagai uang pangkalnya, namun syarat yang diajukan Yesus lumayan menantang dan menguji nyali, bai semua orang yang mau mengikuti-Nya. Mengikuti Yesus bukan perkara remeh temeh, ringan, tanpa resiko.  Menerima pemberitaan dan tawaran Yesus  membawa akibat fundamental mendasar secara radikal seluruh eksistensi kehidupanya. Segala eksistensi lamanya diubah dan digantikan eksistensi barunya yang dalam segala-galanya lebih bernilai. Demi yang lebih bernilai ini diperlukan sikap dan tindakan  menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus. Tiga syarat yang diajukan-Nya.

Pertama, menyangkal diri, Persayaratan ini begitu bertabrakan dengan semangat ingat kepentingan diri. Menyangkal diri, berarti siap  menolak dan melepaskan realita yang kini ada padanya. Seperti posisi kedudukan  yang de fakto kini diembannya dalam masyarakat, segala cita-cita, idaman, harapan, pikiran, keinginan, perasaan dan seleranya. Semuanya harus disangkal, siap ditanggalkan dan ditinggalkan. Siapa pun yang mau mengikuti Yesus mesti siap dengan resikonya. Berani melepaskan posisi mapan, nyaman, aman yang kini dimilikinya. Mau melepaskan cita-cita, visi, idaman, harapan, pikiran, perasaan dan selera kesuksesan ipoleksosbudhankamnya, demi eksistensinya yang baru, yang lebih bermakna.

Kedua, memikul salib, kayu palang. Persyaratan ini berlaku bagi mereka yang memilih hidup sebagai tentara. Seperti militer yang maju perang, disamping membawa peralatan yang diperlukan, juga penting bersemangat militan saat berhadapan dengan musuh. Militer sejati tidak lari menyelamatkan diri. Militer yang lari mengundurkan diri saat di medan perang, kembali demi anak isteri, ia bukanlah pahlawan. Pengecutlah ia. Ia sejatinya kehilangan nyawa.. Sebaliknya tentara yang setia sampai titik darah penghabisan, kehilangan nyawa di medan perang, meski gugur, dia hidup disanubari bangsanya. Namanya dicatat dalam sejarah. Dia mengalami keabadian.

Demikianlah yang mengikuti Yesus harus siap dengan segala kesulitan, penghinaan, penangkapan bahkan siksaan yang paling keji, seperti tentara ditangkap musuh yang membencinya. Siapa pun yang mengikuti Yesus, mesti bertahan setia sampai mati, demi eksistensi baru yang lebih bernilai.

Ketiga, mengikut Aku.  Mengikut Aku  berarti senasib dengan Aku. Pengikut Yesus harus siap menjadi senasib dengan Anak Manusia, yang harus banyak menderita. Hanya dengan demikianlah pengikut Yesus akan senasib pula dalam kemuliaan-Nya. Menjadi pengikut Kristus, menjadi kristiani dan tetap kristiani, mesti personal radikal total. Sungguh, utuh, penuh, menyeluruh. :Jika "ya" katakan "ya", jika "tidak" katakan "tidak" Barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun