Untuk memahami dan memegang teguh prinsip kristianitas memang butuh waktu dan proses. Yesus sedang memproses Petrus dkk, dan semua pengikut-Nya dari masa ke masa,  untuk  menapaki jalan kemuridan-Nya. Agar saat menghadapi salib kehidupan, mereka berani dan sanggup memikul salib dan mengikuti-Nya. Mereka tidak lari mengundurkan diri ketika dipersekusi karena nama Yesus yang tetap penuh misteri.
Apa yang dapat dipetik dari permenungan ini? Bagimana kehidupan diri? Sudahkah mengalami kemuliaan Allah dalam Yesus? Sungguh sukacitakah setelah lari mengundurkan diri sebagai pengikut-Nya? Sungguhkah telah mendengarkan DIA, pada saat darurat menghadapi buah simalakama? Suara siapakah yang didengar dalam kehidupan keseharian ini?
Yang mendengarkan suara-Nya, hidup benar sebagai manusia benar dengan Allah benar yang esa, kuasa dan kasih-Nya tanpa batas. Hidup penuh syukur,  sukacita,  semangat,  jadi berkat, pada saat untung dan malang, suka dan duka, sehat maupun sakit.  Ini  misteri. Kemuliaan-Nya.