Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yang Menolak Aku, Tinggal dalam Kegelapan!

28 April 2021   16:35 Diperbarui: 28 April 2021   16:46 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bacaan, Rabu   28  April  21  Firman Yesus yang menghakimi(Yoh 12:44-50)

Yoh12:44 Tetapi Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; 45 dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. 46 Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. 47 Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. 48 Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. 49 Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. 50 Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku."

Renungan

 Limapuluh tahun lalu. Saat lima belasan usia. Entah  ada peristiwa apa, saya lupa.. Kok tiba-tiba muncul pertanyaan. Mengapa saya lahir dan hidup sebagai manusia? Kebetulankah? Mengapa bukan sebagai batu, kangkung atau cacing? Untuk apa hidup? Bagimana mesti hidup? Mengapa mati? Ada apa dibalik kematian? Apakah surga, neraka? Ya ternyata hidup ini merupakan pertanyaan. Pertanyaan yang butuh jawaban. Hidup adalah pencarian jawaban. Masalahnya adalah jawaban siapa yang 100% benar, dan karenanya  dijadikan rujukan tunggal menjawab aneka pertanyaan kehidupan?

Lewat perikope bacaan Injil hari ini, Yohanes mewartakan sosok Yesus  sebagai jawaban atas pertanyaan eksistensial kehidupan. Berkat dialog kehidupan dengan Yesus, "Man of God", orang beriman menyimpulkan. Bahwasanya Yesus adalah tanda  kehadiran Allah secara nyata.  Sudah sejak kekal Yesus, Sang Firman  bersama Allah yang dipanggil-Nya sebagai "Bapa" Sejak semula Bapa bersama Yesus, Firman-Nya. Siapa  percaya kepada Yesus,  percaya juga kepada Allah Bapa, yang telah mengutus-Nya. Yang  melihat Yesus, melihat juga Allah Bapa.  Yang menerima dan meng-ya-kan Yesus, menerima dan meng-ya-kan  Allah Bapa. Yang menolak dan berkata "tidak"  kepada Yesus, sekaligus menolak dan berkata "tidak" kepada Allah Bapa.  Lewat Yesus, Utusan-Nya, orang dapat memandang Allah yang nampak. Yesus  datang dari Allah sebagai terang. Yang anti Kristus, berada dalam kegelapan.

Kehadiran-Nya memperjelas siapa yang menerima dan siapa menolak-Nya. Kehadiran-Nya mendesak orang untuk mengambil keputusan fundamental yang berdampak pada keabadian hidupnya.. Tak ada yang tinggal netral. Harus memilih. Warta tentang Yesus menuntut keputusan. Kenetralan tidak mungkin. Siapa yang tidak mengambil keputusan pada akhirnya mengambil keputusan juga yaitu menolak Dia.  Mengikuti Yesus dapat kehilangan nama, posisi, kedudukan, yang identik dengan kemuliaan manusia. Di antara pemimpin Yahudi memang ada beberapa yang percaya. Mereka takut menangung resiko pilihannya. Takut di keluarkan dari rumah ibadah, dikucilkan, saat meninggal tidak didoakan. Namun iman sejati tidak sembunyi-sembunyi.  Siapa percaya kepada Yesus harus memproklamasikan sikapnya dan siap dengan resiko keputusan. Beroleh hidup kekal, hidup bersama Allah, keselamatan, ada harga yang harus dibayar oleh orang percaya.  Kehadiran Yesus Sang Firman pada zamannya sudah berdampak pada pemisahan anak-anak  Terang dengan anak-anak Gelap. Pada akhir zaman pemisahan ini, definitif, penuh, utuh, selamanya. Karena firman Yesus adalah firman Allah.

Nah Yesus yang diwartakan 2000 tahun lalu, kini dan  di sini,  Yesus yang sama diwartakan dan ditawarkan kepada siapapun yang berkehendak baik, yang mencari jawaban benar atas pertanyaan kehidupan. 

Berkat Yesus yang saya ikuti, saya temukan jawaban atas pertanyaan lima puluh tahun yang silam. Aku terlahir sebagai manusia bukan kebetulan. Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, Allah yang menyejarah dalam diri Yesus Nazaret, adalah Allah yang satu dan sama. Ia begitu mengasihiku. Mengenalku sejak aku bakal manusia. Kejadianku dahsyat dan ajaib. Ia memperkenankanku hidup sebagai manusia Jawa, di daerah dan pada waktu yang dikehendaki-Nya. Tujuan hidupku adalah kembali kepada Allah Bapa, lewat Yesus, Jalan, Kebenaran dan Hidup. Ciri khas jalan-Nya  adalah tanpa batas, sebab Yesus sekalipun di dunia tetapi tidak dari dunia. Ia berasal dari Allah yang tanpa batas. Kasihilah sesamamu termasuk musuh-musuhmu. Mintakan berkat yang mengutukmu. Doakan yang mencaci-makimu. 

Balaslah kejahatan dengan kebaikan. Ampunilah kesalahan sesamamu 70 x 7 x, artinya tanpa batas. Jadilah sempurna seperti Bapa sempurna, yang menerbitkan matahari bagi yang baik maupun yang jahat, dan menurunkan hujan bagi yang syukur maupun yang kufur. Melakoni hidup di jalan belas kasih ala Yesus ini berarti berada pada posisi yang sudah  Nah jika aku mati dalam posisi demikian,  aku bertemu denganYesus Sang Kebenaran dan Kehidupan. Kehidupan adalah rahmat, kematian adalah keuntungan. Persatuan abadi dengan Allah Bapa,dan Yesus Sang Putra dalam Roh-Nya yang Kudus, inilah surga. Hidup kekal, keselamatan abadi, dicapai sepenuhnya lewat kematian..

Maka berkat pengenalan Yesus, kematian adalah peristiwa sukacita.  Dengan demikian tindakan yang serba membatasi sasaran belas kasih dan kebaikan, menjadi alarm tiadanya Allah yang tanpa batas. Yuk mencintai yang seiman saja,. menyapa yang seagama saja, memilih pemimpin yang seagama saja, mendoakan yang seagama saja, menerima warga baru yang seagama saja sejatinya pantas terjadi pada jaman manusia jahiliah. Masalahnya setiap masa ada manusia jahiliahnya. Sampai kekal akan selalu ada yang anti dan menolak Kristus.  Akan selalu ada yang memilih hidup dalam kegelapan. Tidak mampu membedakan tangan kanan dengan tangan kiri, baik buruk, benar salah, Allah dan setan. Hidup  ngawur, nabrak-nabrak, sadis, bengis, brutal, amuk masa, gaduh, riuh, keruh, sesat, jahat. Namun pada akhirnya, terang menang mengusir kegelapan.

Yang menerima Yesus, tidak tinggal dalam kegelapan, hidup penuh syukur  sukacita  semangat, jadi berkat,  Ini  misteri.  Terang bukan gelap!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun