Bacaan, Kamis 8 April 2021 Yesus menampakkan diri kepada semua murid   (Luk 24:35-48)
Luk 24 :35 Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. 36 Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!" 37 Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. 38 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? 39 Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." 40 Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. 41 Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?" 42 Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. 43 Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. 44 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." 45 Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. 46 Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, 47 dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. 48 Kamu adalah saksi dari semuanya ini.
Â
Renungan
      Seorang suami menggerebek isterinya sedang berduaan dengan lelaki lain di sebuah hotel di Semarang. Suami, isteri dan lelaki lain semuanya  polisi. Disorot kamera, amat jelas wajah-wajah mereka. Video penggerebekan ini viral di media sosial. Banyak  komentar positip  memuji ketegaran sang suami dalam menghadapi pengkhianatan istrinya. Sementara sang istri  dan sang lelaki lain itu pada dihujat dan dilaknat. Dalam kasus yang terkuak ke ruang publik ini siapa sejatinya pemenang? Siapa dipermalukan? Siapa paling benar? Siapa paling bersih? Sang suamikah? Sang istrikah? atau Sang Lelaki lain?Â
Dapat dipahami betapa kecewa, sakit hati sang suami, yang konon sudah dua tahun mencium jejak perselingkuhan sang istri. Mirip kasus seorang teman. Istrinya tertangkap basah saat berselingkuh dengan famili sendiri. Teman ini berbesar hati tetap mau menerima  apa adanya. Tidak mau menceraikan. Namun  istri yang minta untuk diceraikan. Sebagai lelaki dan suami trenyuh merasakan betapa getir pahit dan kecewa berat hati mereka melakoni. Kedua suami ini ambyar dan hancur hati. Rupaya suami yang polisi ini tak kuat hati menghadapi istri yang rupanya melihat rumput tetangga jauh lebih hijau dari rumput suami. Jebollah pertahanan kesabaran diri. Gerebek. Kapokmu kapan, puaaas...
Bacaan Injil hari ini menawarkan dan mewartakan solusi ilahi setiap perkara. Yesus menjadi modelnya. Dikhianati, disangkal, ditinggal lari para murid-Nya saat menghadapi resiko pilihan-Nya. Oleh pemuka-pemuka yang mabuk agama dan kuasa, tanpa alasan jelas dibenci, dihambat, diancam, dilaporkan, diperkarakan, ditangkap, diadili, divonis mati dan dieksekusi di salibkan. Yesus sudah mengalami sendiri kekecewaan, kepahit-getiran luar biasa. Sejak awal sampai akhir tampil-Nya di muka umum,Yesus setia pada visi dan misi--Nya, Kerajaan Allah. Sesudah Yohanes Pembabtis ditangkap, Yesus tampil memberitakan Injil Allah, "Waktunya telap genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" (Mrk1:14-15). Saat Matius menanggapi panggilan mengikuti-Nya, Yesus makan di rumahnya. Datanglah pemungut cukai dan orang-orang berdosa makan bersama-sama dengan-Nya. Komentar miring pemuka agama terhadap-Nya berhamburan didengar. Yesus berkata "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belaskasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk orang benar, melainkan orang berdosa" (Mat 9 : 12-13) Sewaktu para pemungut cukai dan orang --orang berdosa  datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia, para pemuka agama pada nyinyir sebelum berpikir. Yesus menegaskan, "Aku berkata kepadamu: Demikianlah juga akan ada suka cita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan" (Luk15:7). Ketika para pemuka agama mengarak seorang perempuan tertangkap basah berzinah ke hadapan-Nya dan menanyakan bagaimana pendapat-Nya, Yesus menjawab ,"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu" (Yoh 8:7). Ketika dari antara mereka tiada berani menjadi yang pertama melempar batu kepadanya, Yesus berkata "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang"  (Yoh 8 :11). Di Golgota, ketika tubuh-Nya tergantung antra langit dan bumi di kayu palang, kepada para penyalib-Nyayang berada dibawah-Nya,Yesus berdoa :"Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat"(Luk 23:34). Ketika seorang penjahat  yang disalibkan di sebelah-Nya memohon :"Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja", Yesus langsung  menjawabnya "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku  di dalam Firdaus" (Luk 23:42-43) Dan pada akhir hidup-Nya, di kayu palang, dengan suara nyaring Yesus berkata :"Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku" (Luk23 :46). Yohanes menarasikan dengan "Sudah selesai" lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan  menyerahkan nyawa-Nya (Yoh 19:30).
Setelah kematian-Nya, para murid berkomunitas dalam suasana ketakutan. Terlebih dengan peristiwa kebangkitan-Nya, mereka terkejut, malu, bingung, heran, gagal paham, kawatir kini saatnya tiba bagi Yesus membalas pengkhianatan, penyangkalan dan kepengecutan mereka. Dalam suasana batin itu, Yesus menampakkan diri-Nya.  Dia konsisten menawarkan damai sejahtera, mengulurkan tangan persahabatan, persaudaraan. Bukan balas dendam. Para murid masih terbelenggu dengan pikiran sendiri. "Mengapa kamu terkejut dan timbul keragu-raguan di dalam hatimu?  Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia  "Adakah padamu makanan di sini?"  Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. : "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.  Kamu adalah saksi dari semuanya ini.
      Apayang dapat dipetik dari narasi Injil hari ini? Salah satunya tawaran kebenaran iman bahwasanya jalan beroleh  hidup damai sejahtera adalah pertobatan dan pengampunan. Pertobatan merupakan  pembalikan kiblat hidup kepada Allah yang secara konkret dalamYesus Nazaret. Pembalikan cara pikir, cara pandang, cita-cita, keprihatinan, arah, cara  dan pola hidup yang semakin dirasuki dengan cara pikir, cara pandang, cita-cita, keprihatinan arah,cara dan pola hidup Yesus. Pengampunan tidak lain belas kasih kerahiman bagaikan matahari dan hujan yang menyinari dan menghujani siapapun yang baik maupun yang jahat, yang tahu berterimakasih maupun yang tidak, yang syukur maupun yang kufur.
Nah apa yang terjadi jika  saat terjadi penggerebekan itu, Allah dalam Yesus hadir dan bertutur kata,"Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat"; "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan dan selingkuhannya itu";  "Aku berkata kepadamu: Demikianlah juga akan ada suka cita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan"  "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belaskasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk orang benar, melainkan orang berdosa"  Nampakkah jejak-jejak kehadiran Allah?  Sudahkah kehendak-Nya sungguh dijadikan acuan pengambilan semua keputusan semua pihak? Puaskah jika Nama Allah tidak sungguh dimuliakan? Nasi sudah jadi bubur dan gosong. Sekarang semuanya - tiga polisi dengan keluarga besarnya -  menikmati cawan kepahitan. Sekalipun beda kadarnya,  semua terhinakan. Solusi-Nya, pertobatan dan pengampunan belum  jadi pertimbangan.. "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka  yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar"( Mat 5:44-45) Yang menempuh jalan pertobatan dan pengampunan, hidup penuh syukur  sukacita  semangat, jadi berkat,  Ini  misteri. Solusi-Nya, tiada henti berbelas kasih!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI