Mohon tunggu...
Bayu Suntara
Bayu Suntara Mohon Tunggu... FREELANCER -

Freelance Journalist, Music n coffee addict,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Psywar Sedang Menyasar Jati Diri Bangsa Loh

14 September 2017   00:09 Diperbarui: 15 September 2017   10:44 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Orang-orang dengan sadisnya menghina lambang-lambang negara, menyebar isu SARA dan provokasi media dengan berita hoax pun merebak seperti bau asap yang disertai percikan api yang menyulut amarah dengan spontan. Bangsa kita jadi bangsa sumbu pendek, antagonis dan tidak tahu sopan santun. Anak-anak di bawah umur dengan bebas menghisap rokok, menonton konten porno, menghardik orangtua dan perilaku lain yang dipaksa dewasa sebelum waktunya. Bagaimana tidak sinetron-sinetron Indonesia tidak jauh dari urusan cinta monyet sehingga tanpa disadari pesinetron sudah punya andil dalam merusak moral anak bangsa. Tak bisa lagi penulis mengungkap bukti-bukti keberhasilan Psywar pihak lain yang memang menyasar aspek karakter bangsa. Terlalu parah sudah !!!

Nampak dari contoh diatas bahwa pesan-pesan Psywar telah ditelan mentah-mentah oleh bangsa ini meski dilakukan oleh para oknum. Namun masalahnya, sandiwara yang masif tersebut hampir setiap hari menjadi tontonan rakyat Indonesia yang tingkat edukasinya masih banyak yang di bawah rata-rata, sehingga ada kecenderungan untuk menjadi imitator layaknya demam K-Pop. Entah kita yang mungkin membaca artikel ini tersadar atau tidak jika kita sedang berada di bawah kabut mantra-mantra perang psikologi pihak lain yang memang sedang memanfaatkan kepolosan orang Indonesia. Penulis melalui artikel ini hanya berikhtiar untuk sekedar mengingatkan dan memberikan pencerahan minimal kepada diri sendiri khususnya tapi juga umumnya kepada khalayak karena merasa berkewajiban sebagai sesama bangsa mengajak untuk "eling" agar Indonesia tetap ada hingga generasi penerus kita hidup di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun