Banyak orang bilang, salah satu bentuk bakti anak adalah memberi uang kepada orangtua. Tidak peduli sudah menikah, sibuk kerja, atau punya tanggungan lain, keinginan berbagi rezeki untuk orangtua biasanya selalu ada.
Di satu sisi, ada rasa bangga bisa berbagi rezeki dengan mereka yang sudah membesarkan kita. Rasanya seperti tanda bakti, ucapan terima kasih, sekaligus kebahagiaan tersendiri saat melihat orangtua tersenyum karena perhatian kecil itu
Tapi di sisi lain, hidup juga penuh dengan kebutuhan seperti bayar cicilan, menabung untuk masa depan, mengurus anak, bahkan menjaga keharmonisan dengan pasangan. Pertanyaan yang sering muncul akhirnya dilontarkan yakni "Harus kasih berapa? Adilnya gimana biar semua pihak merasa dihargai tanpa bikin kita sendiri terbebani?"
Antara Kewajiban, Kasih Sayang, dan Keadilan
Kita tentu ingin memberikan yang terbaik untuk orangtua, karena tanpa mereka kita tak akan sampai di titik sekarang. Namun realitanya, hidup penuh tuntutan seperti cicilan, kebutuhan anak, hingga tabungan masa depan. Apalagi jika sudah menikah, ada dua keluarga yang sama-sama penting untuk diperhatikan.
Dilema pun muncul, takut dianggap kurang berbakti bila memberi lebih sedikit dari saudara, atau khawatir pasangan merasa terbebani bila memberi terlalu besar. Pada akhirnya, adil bukan sekadar soal angka, melainkan bagaimana kita menjaga keseimbangan antara hati, kebutuhan, dan komunikasi dalam keluarga.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Agar tidak terjebak dalam drama batin atau perbandingan dengan saudara, ada beberapa langkah yang bisa diterapkan: