Di balik wangi kopi dan suasana cozy Kaizen Coffee, ada sosok inspiratif bernama Yudit Anugrah. Bukan sekadar pengusaha, Yudit adalah bukti bahwa passion, kerja keras, dan konsistensi bisa jadi resep sukses di industri kuliner yang persaingannya ketat. Awalnya ia hanya bermodal mimpi sederhana: menghadirkan kedai kopi yang bukan sekadar tempat minum, tapi juga ruang untuk bertemu, berbagi cerita, dan membangun hubungan.
Perjalanan itu tentu tidak mudah. Dari keterbatasan modal, kursi kosong di awal buka, hingga keraguan dari sekitar, semua sempat ia hadapi. Namun, justru dari titik-titik jatuh itulah Yudit menemukan kekuatan. Baginya, kegagalan bukan akhir, melainkan proses yang menguatkan. Setiap langkah sulit dia yakini sebagai jalan menuju mimpi yang akhirnya bisa terwujud.
Awal Perjalanan: Dari Hobi Menjadi Visi
Kecintaan Yudit terhadap kopi bermula dari hobi sederhana: mencoba berbagai varian kopi dan menjelajahi kedai-kedai lokal. Dari sana, ia melihat bahwa kopi bukan hanya minuman, melainkan sarana untuk membangun cerita, koneksi, dan bahkan peluang.
Berbekal tekad kuat, ia mulai merintis Kaizen Coffee dengan konsep yang berbeda. Nama Kaizen sendiri terinspirasi dari filosofi Jepang yang berarti perbaikan berkelanjutan. Filosofi inilah yang menjadi napas dalam perjalanan bisnisnya yang selalu berusaha menjadi lebih baik setiap hari.
Tantangan yang Membentuk
Seperti kebanyakan pengusaha muda, Yudit pun menghadapi banyak tantangan. Mulai dari keterbatasan modal, mencari tim yang solid, hingga bersaing dengan ratusan coffee shop lain yang terus bermunculan. Namun, alih-alih menyerah, ia menjadikan setiap kesulitan sebagai bahan pembelajaran.
Yudit percaya, bisnis bukan soal siapa yang paling cepat memulai, tetapi siapa yang paling konsisten bertahan. Dengan prinsip itu, ia terus memperbaiki kualitas produk, pelayanan, hingga suasana kedai agar selalu menjadi tempat yang nyaman untuk pelanggan.