Mohon tunggu...
Bayu Mustaqim Wicaksono
Bayu Mustaqim Wicaksono Mohon Tunggu... Teknisi - Bayu

Mempelajari kapal, mengerjakan pesawat, menyukai kereta api, menggunakan sepeda, dan memilih mobil sebagai alternatif terakhir alat transportasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengamankan Darat, Menyelamatkan Pesawat di Udara

29 Maret 2018   22:49 Diperbarui: 29 Maret 2018   22:50 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat milik Kemeterian Perhubungan sedang terbang. (instagam.com/infobijb)

Pernah dengar pesawat menabrak sepeda motor? Atau pesawat menabrak sapi? Terdengar aneh dan tidak masuk akal ya? Tetapi itu memang nyata terjadi lho.

Ternyata, keselamatan penerbangan tidak hanya ditentukan oleh faktor pesawat dan personel penerbangan. Masyarakat dan lingkungan sekitar pun turut berperan. Sudahkah kamu berperan positif?

Negara melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan telah menyebutkan adanya kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP).  Di area tersebut, setiap orang dilarang membuat rintangan atau kegiatan lain yang dapat membahayakan keselamatan dan keamanan penerbangan. Jangkauan KKOP sendiri bermacam-macam disesuaikan dengan karakteristik tiap bandara dan perkembangan sebuah kota.

Jadi, jangan heran kalau mendarat di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, pesawatmu telihat nyaris menyentuh bangunan di sekitarnya. Tenang, semua sudah diperhitungkan dan dinyatakan memenuhi kaidah keselamatan.

Namun, keselamatan penerbangan itu hadir dengan perencanaan dan selalu dipelihara secara berkelanjutan. Jangan sampai perilaku kita, masyarakat sekitar bandara yang menjadi sumber bahaya. Soalnya saya pun pernah tinggal di daerah yang---bisa diistilahkan---naik atap saja bisa pegang roda pendaratan pesawat. Tipis sekali memang jaraknya antara rumah dan pesawat.

Jadi curcolnih. Yuk lanjut....

Di KKOP ini ada daerah yang dalam radius tertentu dilarang mendirikan bangunan apapun. Ada pula yang dibatasi ketinggian bangunannya. Gunanya, untuk menghilangkan rintangan pada jalur pendaratan atau lepas landas pesawat dan pola operasi lainnya. Prinsipnya sih, semakin sedikit bangunan dan aktivitas manusia akan semakin baik.

Selain masalah bangunan, perilaku masyarakat juga rawan menyebabkan kecelakaan. Bahkan hampir semuanya adalah hal remeh. Tetapi kalau urusannya sama nyawa, jangan main-main lahya....

Bermain balon atau layang-layang misalnya. Kedua benda tersebut acapkali diterbangkan anak-anak, tetapi jangan sekali-kali menerbangkannya di area sekitar bandara. Bila tersedot ke dalam mesin, komponennya bisa rusak dan mengakibatkan gagal mesin.

Bahayanya, apabila pesawat tidak memiliki kecepatan dan ketinggian yang cukup, pesawat tidak bisa melakukan manuver penyelamatan. Jatuh akhirnya.

Jika, menyumbat sensor maka dipastikan indikatornya terganggu. Padahal, sensor dan indikator memainkan peran penting di pesawat-pesawat zaman now. Kita punya riwayat kecelakaan tragis Adam Air akibat kesalahan indikator. Nasibnya kini: tenggelam tak pernah ditemukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun