10 tahun sudah ibu pergi. Perasaan kehilangan itu masih sangat terasa. Bagaimana dengan kondisiku yang terbaring kaku di ranjang rumah sakit ini? Semua karena kesalahanku sendiri.
Menjelang malam tahun baru, aku minta izin ayah  pergi keluar rumah untuk melihat pesta kembang api bersama teman - teman. Sebenarnya ayah tidak mengijinkan alasannya takut aku hilang.Â
"Haa alasan apa pula itu...?"Â
Aku ini sudah dewasa lho sudah bukan anak - anak. Sudah kuliah tingkat 2. Masak ya disamakan dengan anak kecil yang mudah hilang. Hoho..badanku aja segede ini..Ahh ayah suka aneh kalau memberi alasan supaya aku tidak bisa keluar rumah.
Aku sempat merajuk dan tidak mau makan malam saat itu. Melihat sifat keras kepalaku akhirnya ayah dengan berat hati mengijinkan.Â
"Yeayee..terima kasih ayah..." aku bergegas merapikan diri dan pamit pada ayah. Segera aku bergabung dengan teman-teman yang sedang menonton pesta kembang api.
Dan kejadian itu datang...
Aku dan teman - teman yang asyik melihat kembang api tak sadar berdiri terlalu  ke tengah jalan raya. Suasana yang hingar bingar membuatku tidak mendengar ketika ada motor melaju kencang tak terkendali ke arah ku. Dan..plasss....seketika tubuhku seperti dihantam benda yang berat.Â
Sejak kejadian itu jiwa dan tubuhku langsung terpisah. Jiwaku dapat leluasa berjalan. Sedangkan tubuhku hanya terbujur kaku.Â
Sampai pagi itu aku mendengar lagu "separuh nafasku" dengan suara yang sangat jelas.
Tapi heiii...itu kenapa alat ventilator dicabut dan kenapa semua mesin - mesin dimatikan. Dan...hei...kok ada peti..itu tubuhku mau diapakan sih...Wah ayahku menangis sambil memutar lagu "separuh nafasku" ..