Perlahan ayah mengeluarkan smartphone dan memutar lagu kesukaanku... Â
Separuh nafasku..
Terbang bersama dirimu..
Saat kau tinggalkanku ...
Salahkah aku..
Bila aku bukanlah..
Seperti aku yang dahulu ..
Aku hanya bisa duduk terpekur mendengar lagu favorit dari Dewa 19 yang diputar ayahku. Ya..benar kata dokter yang merawatku kecelakaan itu telah merengut kesadaranku. Aku mengalami pendarahan otak membuat diriku koma. Operasi pada pendarahan otak  sudah dilakukan. Jantungku masih berdetak normal, hanya saja imbas dari kecelakaan tersebut paru -paru dan otakku jadi tidak dapat merespon dengan baik. Alhasil aku bernafas dibantu ventilator.
Untuk membantu mengembalikan respon tubuhku dokter menyarankan ayah memutar lagu atau musik favorit kesukaanku. Setiap ayah menemaniku di rumah sakit, lagu itulah yang selalu diputar. Sebenarnya jiwaku senang karena aku bisa mendengar lagu itu. Hanya saja aku sebal dengan tubuhku yang tak bisa merespon dan hanya diam terbujur kaku.
Ingatanku melayang jauh ketika hari kepergian ibuku selamanya. Aku kala itu masih kelas satu SMP. Tidak ada tanda - tanda apapun, suatu pagi ibu meninggalkan aku dalam tidurnya. Aku kala itu sedang di kamar mendengar lagu"Separuh nafasku" dari Dewa 19. Ketika ayah berteriak memanggil dan memberitahu kondisi ibu, aku langsung shock tak berdaya. Sejak itu lagu "Separuh nafasku" menjadi lagu favorit.Â
Sepeninggal ibu, aku hanya tinggal berdua dengan ayah. Sebagai anak tunggal, aku sangat dijaga dan dipenuhi semua kebutuhan. Ayah seorang pengusaha toko material. Kami tinggal di rumah yang jaraknya hanya sepelemparan batu dengan tempat usaha ayah. Jika ayah sedang mengawasi anak buahnya di toko, maka aku tinggal di rumah seorang sendiri.Â
Oya sepeninggal ibu, aku diajarkan ayah menjadi anak mandiri. Kami tidak punya asisten rumah tangga. Semua pekerjaan rumah kami kerjakan secara gotong royong berdua saja. Terkadang aku mencuci baju dan setrika, sedang ayah membersihkan rumah. Untuk urusan makan, ada katering yang menyuplai makanan matang karena sudah berlangganan. Jika bosan menyantap menu katering, ayah akan mengajak aku makan di luar rumah.
Begitulah kami meneruskan kehidupan sepeninggal ibu. Kami seperti kehilangan separuh nafas yaitu ibu. Untuk itu aku dan ayah ingin selalu bersama. Jika kami sedang ada di rumah, lagu "separuh nafas" akan di putar berulang kali untuk kami dengarkan sambil berkegiatan. Entah kenapa syair lagu itu seperti magis yang bisa melepas kerinduan terhadap ibu.Â
Coba dengar liriknya...
Separuh nafasku..
Terbang bersama dirimu..
Saat kau tinggalkanku ...
Betapa berartinya nafas bagi seorang manusia. Jika kita mempunyai ikatan kesatuan nafas yang kuat seperti orang tua dan anak, maka saat salah satu berpulang terlebih dulu...menghentikan nafasnya..akan terasa sekali kehilangan separuh nafas. Rasanya untuk melanjutkan sisa nafas sangat berat..karena ada yang hilang... Begitulah lagu tersebut aku memaknainya.