Mohon tunggu...
Bayu Ananta Surya
Bayu Ananta Surya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nak Bali

Mahasiswa Undiksha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Runtutan Hari Raya Galungan dan Kuningan serta Kegiatannya

18 Juni 2022   21:37 Diperbarui: 18 Juni 2022   21:39 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hari ini dilakukan untuk menyekeb (mematangkan) buah untuk upacara seperti pisang, mangga, dan lain lain. Secara filosofis artinya untuk mengekang hawa nafsu manusia. Pada hari ini juga dilaksanakan untuk membuat tape ketang, atau injin. Hari Penyekeban biasanya dirayakan setiap hari minggu pahing wuku dungulan.

HARI PENYAJAAN

Secara filosofis umat hindu mengatakan brata, yaitu memantapkan pengendalian diri dalam merayakan hari raya Galungan. Pada hari para ibu-ibu membuat jajan baik mentah maupun matang untuk persiapan Galungan. Seperti jajan untuk upacara, yaitu kue tradisional, jajan tradisional (apem, bolu, kaliadrem, jaje uli, rengginang, dll). Pada hari ini juga ibu-ibu banyak yang menyejajitan untuk persiapan Galungan, lalu untuk bapak-bapak menyiapkan keperluan pembuatan penjor seperti bambu (tiing) dan lain-lain. Dirayakan pada setiap hari senin pon wuku dungulan.

HARI PENAMPAHAN

Pada hari ini dilakukan dengan mebat daging babi, atau ayam untuk persiapan upacara. Pada hari ini umat hindu biasanya nampah (sembelih) babi yang dipakai untuk membuat lawar, sate, jukut, tum, dll. Setelah itu menghaturkan soda di merajan soang-soang. Mebanten soda adalah sesajen yang berisi nasi, lawar, daging, atau apa yang dibuat dipersembahkan terlebih dahulu ke para dewa dan para leluhur.

Pada hari ini yang terkenal adalah pembuatan penjornya. Penjor adalah simbolis bendera kemenangan dharma yaitu ekor naga basuki. Penjor berisi hias-hiasan, "matah-lebeng", gantung-gantung, kain putih kuning, duk, nyuh (kelapa), dan sanggah penjor. Laki-laki juga pada hari ini yaitu saat sore hari memasang gantung-gantung.

Pembagian tugas pada penampahan adalah laki-laki membuat penjor, nampah. Untuk wanita, metanding banten persiapan galungan. Untuk kegiatan memasak dilakukan bersama-sama. Hari penampahan jatuh pada hari selasa wage wuku dungulan.

HARI RAYA GALUNGAN

Dari pagi hari dilakukan persembahyangan pertama di rumah, lalu ke merajan atau dadia, lanjut ke pura-pura (kahyangan tiga) selanjutnya ke lingkungan tempat tinggal. Pada hari galungan juga terdapat tradisi "pulang kampung". Dimana yang merantau akan pulang kerumahnya masing-masing yang bertujuan untuk bersembahyang. Setelah agenda persembahyangan pada sore hari adalah kegiatan ngelungsur banten dan ngejot, serta kegiatan kekeluargaan, karena saudara pulang kerumah.

HARI UMANIS GALUNGAN

Mengahaturkan canang pada setiap pelinggih atau dadia, lalu berkunjung ke sanak saudara, atau banyak juga yang jalan-jalan ke daerah pariwisata bersama keluarga. Kumpul bersama keluarga adalah inti ketika manis galungan. Jatuh pada hari kamis umanis wuku dungulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun