Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Potret Pendidikan Anak Perempuan terhadap Kepemimpinan Perempuan

4 April 2021   11:10 Diperbarui: 5 April 2021   19:23 1725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto anak yang mengenyam pendidikan (foto dari pixabay/terimakasih0)

Wahai perempuan berpendidikan tinggi, jangan jadikan pendidikanmu sebagai upaya menumpuk lembar ijazah. Surat tamat belajar tersebut hanya surat yang menunjukkan bahwa kamu pernah sekolah, bukan pernah memimpin atau belajar. Memimpin tiada habisnya. Belajar tiada surutnya.

Seorang perempuan yang sudah tamat SMA, paling tidak harus menunjukkan peran aktif dalam kegiatan masyarakat. Entah menjadi relawan tanggap bencana, kader posyandu, bahkan perintis kegiatan produktif rumahan di lingkungan sekitar. Bila berbakat dalam hal masak-memasak, rintislah kegiatan produksi untuk olahan makanan yang menghasilkan rupiah bersama tetangga atau masyarakat. 

Pemberian pendidikan kepada perempuan bukan semata-mata membentuk perempuan lebih cerdas, lebih kaya wawasan. Jika tujuan akhirnya hanya begitu, membeli buku pembelajaran saja di toko buku sudah lebih dari cukup untuk cerdas kaya wawasan. 

Perempuan yang sukses memimpin bisnis (foto dari pixabay/089photoshootings)
Perempuan yang sukses memimpin bisnis (foto dari pixabay/089photoshootings)

Pendidikan terhadap perempuan merupakan upaya penciptaan karakter kepemimpinan perempuan dalam segala bidang kehidupan.

Secara tidak sadar, seorang istri dalam suatu keluarga adalah pemimpin dalam segala hal rumah tangga. Dia mampu sebagai pemimpin produksi (menghasilkan berbagai macam masakan sehat bergizi), pemimpin keuangan (pengatur debit kredit buku kas rumah tangga), pemimpin pendidikan anak (memberi berbagai ilmu pengetahuan pada anak sedari dini), pemimpin kebersihan (menjaga lingkungan rumah tetap nyaman, aman, dan bebas penyakit), dan lainnya. Pemimpin segala urusan.

Selain itu, perempuan dapat menjadi penggerak kegiatan produktif di lingkungan masyarakat, memimpin suatu kegiatan kemasyarakatan, dan menduduki jabatan penting dalam lingkungan masyarakat.

Kepemimpinan perempuan, memang sering dianggap tidak realistis. Sebab segala pengambilan keputusan menggunakan perasaan. Insting keibuan sangat kental dalam kepemimpinan seorang perempuan. Namun, hal ini perlu dilakukan agar tidak salah langkah dalam menentukan keputusan.

Sederhananya, pemimpin produksi dalam rumah tangga. Memasak menu sarapan. Seorang ibu akan memberikan asupan nutrisi yang seimbang. Tak harus sarapan dengan menu yang sama setiap hari. Ini membuat nafsu makan menurun dan berakibat pada daya tahan tubuh yang melemah, jatuh sakit.

Tidak perlu belanja mahal untuk memberikan menu sarapan sehat bergizi. Kita anggap lima belas ribu untuk menu harian. Minggu, masak sayur asam kacang panjang, dua ribu saja. Ditambah tempe goreng, dua ribu saja. 

Tak lupa beli ikan irisan, lima ribu saja. Tambah buat oseng toge dan kangkung, lima ribu saja. Senin, beli sayur sop, tiga ribu. Jagung manis buat perkedel, empat ribu. Tumis tempe tahu, lima ribu saja. Cukup sederhana, cukup hemat, cukup sehat bergizi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun