Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlukah untuk Konsisten?

29 Juli 2020   08:25 Diperbarui: 29 Juli 2020   08:45 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konsisten dalam memilih teman dan pasangan (foto pribadi)

Menikah itu gampang yang sulit dan berat adalah menjalani kehidupan setelah menikah, apalagi menikah di usia muda yang mana kematangan emosional, kematangan berpikir, dan kematangan spiritual belum cukup mampu menghadapi liku-liku rumah tangga hingga pada ujungnya terjadi perceraian. 

Jika hal itu menimpa seseorang berarti ia belum mampu berkomitmen, sebab menikah itu perpaduan komitmen antara istri dan suami untuk membina keluarga dan berusaha konsisten dalam kondisi apa pun.

Lulus SMA kita pilih menikah. Sungguh pilihan yang sangat berat, apalagi bagi kaum wanita. Jarang seorang laki-laki yang baru lulus SMA langsung menikah, sebab ia harus bekerja dan berpenghasilan terlebih dahulu baru boleh menikah, karena laki-laki menanggung tanggung jawab besar untuk menafkahi kehidupan keluarga. 

Dengan menikah kita jadi terikat, tidak bebas, tidak seperti pada masa SMA atau masa lajang. Kita akan dibebani berbagai macam aturan seakan membuat diri kita terkekang, terkurung, dan terisolasi. Pada akhirnya perasaan tidak nyaman dalam keluarga muncul akibat pertengkaran hingga perselisihan atau perceraian. 

Terlebih lagi kita sendiri belum memiliki tingkat kedewasaan sebab masih dibimbing orang tua. Patut diketahui bahwa sekat-sekat itu, kita sendiri yang membuatnya.

Hal-hal seperti itu seharusnya tidak terjadi ketika kita mampu mempertahankan keutuhan rumah tangga, menjaga keharmonisan, saling mengerti dan memahami juga terbuka. 

Upaya tersebut merupakan salah satu komitmen di antara suami istri sehingga mampu konsisten terhadap pilihan. Membina keluarga tidak mudah, banyak godaan menerpa, masalah datang silih berganti, tetapi jika dilandasi dengan komitmen maka halang rintang tersebut akan mudah ditangani. Sehingga tercipta kehidupan keluarga yang harmonis dan bahagia.

Di dunia ini ada orang yang mampu bersikap konsisten terhadap dua pilihan bahkan tiga pilihan sekaligus. Baik melanjutkan pendidikan tinggi dan bekerja, melanjutkan pendidikan tinggi dan menikah, memasuki dunia kerja dan menikah, bahkan melanjutkan pendidikan tinggi, memasuki dunia kerja dan menikah. 

Mereka adalah orang dengan tingkat kedewasaan tinggi, tingkat kematangan pikiran sempurna dan tingkat emosional stabil. Orang dengan kriteria tersebut tidak sepenuhnya berasal dari orang dewasa dengan usia lebih dari 30 tahun, melainkan ada yang lebih muda yakni mulai 20 tahun. 

Teman saya kebetulan perempuan, ia satu kelas di SMA juga lulus bersama saya. Ia kuliah di perguruan tinggi yang sama dengan saya, lalu ia menikah dan bekerja. Luar biasa sempurna. Tak terbayangkan ia memiliki tingkat kedewasaan, tingkat kematangan pikiran dan tingkat emosional yang sangat sempurna, padahal usianya sebaya dengan saya yakni 20-an tahun. 

Saya tanya rahasianya, "komitmen" katanya. Jadi benar, dengan kita berkomitmen maka konsistensi terhadap pilihan yang dipilih dapat tercipta atau terwujud dan membawa kita pada puncak kebahagiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun