Muhammadiyah Tana Toraja dalam menjaga hubungan harmonis antar umat beragama pada Sabtu, 28 Oktober 2017 menggelar seminar pendidikan antar umat beragama, di Kompleks Ponpes Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja. Menurut Kiai Zainal Muttaqin (Mudir Pesantren), seminar ini terselenggara berangkat dari kegelisan tentang keadaan negara. Negara yang kita tahu mengedepankan kebersamaan, menurutnya, akhir-akhir ini sering terjadi bentrokan, "Jika perbedaan antar sesama beragama ada dalilnya, lebih-lebih antar beda agamapun ada dalilnya, sehingga seharusnya, perbedaan itu menjadi rahmat, bukan menjadi perbedaan yang harus dibentrokkan dalam negara yang dari dulu sangat toleransi dengan keberagaman dan kemajemukan di negara kita ini," tambahnya.[14] Seminar ini mendatangkan pemateri bukan hanya dari kalangan muslim tetapi juga dari non Muslim, seperti Bupati Tana Toraja, Ketua Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Toraja (STAKN), Kepala Kemenag Sulsel, Kepala Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sulsel, termasuk dekan Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar, Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I dan Prof. Dr. H. Khaeruddin Basori, M.Psi (Wakil Ketua LP2M Pimpinan Pusat Muhammadiyah).
 Ketua LP2M PW Muhammadiyah Sulsel, Drs. H. Husni Yunus M.Pd juga mengharapkan acara tersebut berlangsung dengan baik yang diikuti semua golongan baik guru, sekolah Islam, Kristen, serta pengurus Masjid, Gereja dan tokoh masyarakat. "Seminar ini diharapkan akan merumuskan konsep model pendidikan integrasi pendidikan yang universal dan menjadikan model pendidikan karakter sebagai ruh pembinaan pada masyarakat,"[15]
Selain itu peran para anggota terutama pimpinan Muhammadiyah Toraja dalam menjaga keharmonisan hubungan sesama manusia juga sangat vital, terbukti pernah ada mantan ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) yang mencalonkan Bupati Tana Toraja bahkan berpasangan dengan Pendeta, meskipun waktu itu mereka kalah dalam pilkada, selanjutnya salah satu kader sekaligus pimpinan Muhammadiyah juga berkiprah sebagai Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Tana Toraja, bahkan menurut Abdul Rahman Pak Herman sekarang menjadi ketuanya, salah satu tugasnya adalah bagaimana merawat Toleransi antara sesama.[16] Tentu dengan kondisi dan situasi seperti diatas peran dan kontribusi Muhammadiyah Tana Toraja dalam menjaga hubungan antara sesama agar tetap harmonis sangat diutamakan. Olehnya itu pada penelitian ini akan jauh meneliti tentang Peran Persyarikatan Muhammadiyah terhadap Pendidikan Toleransi di Tana Toraja.