Mohon tunggu...
batara tobing
batara tobing Mohon Tunggu... Akuntan - Memperluas dan berbagi wawasan

Purna bhakti ASN

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Omedetou Samurai Biru

2 Desember 2022   09:55 Diperbarui: 2 Desember 2022   10:06 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Omedetou Samurai Biru..

Jarang jarang tim nasional yang mewakili negara Asia yang bisa lolos dari babak penyisihan untuk melaju ke babak 16 besar piala dunia, kali ini tepuk tangan dan standing ovation panjang sangat layak diberikan kepada tim nasional sepakbola Jepang yang berhasil lolos dari babak penyisihan grup Piala Dunia Qatar setelah melibas raksasa bola Jerman dan Spanyol di fase penyisihan.

Bagaikan masuk dalam pertempuran sekigahara yang heroik dan brutal itu, dengan semangat bushido yang berapi api, akhirnya tim nasional Jepang yang dijuluki tim Samurai Biru ini akhirnya memenangi perlawanan tim nasional Spanyol untuk melaju ke babak 16 besar piala dunia Qatar. Sekaligus menjadi juara grup serta menyingkirkan tim Costa Rica dan Jerman yang selama ini merajalela di piala dunia dan beberapakali menjuarai kejuaraan piala dunia.

Itulah kejadian mencengangkan di Stadion Khalifa International subuh tanggal 2 Desember 2022 WIB hari ini sekaligus membuat rakyat Jepang berteriak histeris dan berpesta pora.

Tim yang sejak awal tidak diperhitungkan diantara raksasa sepakbola dunia membuktikan bahwa bola itu bundar, apapun dapat terjadi dan hasilnya sulit untuk diprediksi.

Namun kinerja timnas sepakbola Jepang ini tidak terlepas dari pembinaan spartan dan konsisten selama bertahun tahun dipadu dengan semangat bushido para samurai yang menjadi etos kerja di negeri sakura itu.

Tentu kita masih ingat di tahun 1960an atau 1970an (lupa tahunnya), serombongan penggiat sepakbola Jepang datang ke Indonesia, mereka belajar bagaimana caranya bermain sepakbola yang baik serta cara mengorganisir kompetisi sepakbola yang sehat.

Kini lihatlah hasilnya, kini Indonesia tertinggal jauh dari prestasi tim sepakbola Jepang, ibaratnya murid mengalahkan guru, mereka melaju dengan prestasi mengagumkan dan mencengangkan di tingkat kejuaraan dunia.

Mungkin inilah tradisi belajar orang Jepang yang berlaku disemua lini aktivitas ala Restorasi Meiji diprakarsai Kaisar Matsuhito, yaitu dengan cara ATM, Amati, Tiru, Modifikasi.., yang bahkan telah berhasil menunjukkan kedigdayaan militer Jepang dimasa lalu serta perkembangan teknologi dan produksi dimasa kini yang barang barang produk mereka merajai pasar dunia. Tidak lain dan tidak bukan, termasuk didorong semangat bushido yang terkenal mampu mendorong seseorang melakukan hal hal mustahil menurut akal normal.

Bagaimana dengan perkembangan sepakbola Indonesia yang dahulu kala penah menjadi tempat bertanya pegiat sepakbola Jepang?, suka atau tidak suka prestasi terkini boleh dikatakan bak berjalan seperti keong, seret prestasi, bahkan ditingkat Asean masih berada dibawah bayang bayang Vietnam, Thailand dan Malaysia.

Bandingkan dengan tim nasional Indonesia yang pernah mewakili Asia di laga Piala Dunia sebagai tim Hindia Belanda yang digelar di Stadion Reims Perancis ditahun 1938, dengan pemain pemain dari suku Jawa, Maluku, Tionghoa, Indo Belanda dengan pelatih asal Belanda Johannes Christoffel Van Mastenbroek. Itulah catatan NIVU (Nederlandche Indische Voetbal Unie), organisasi sepakbola yang berkiprah sebelum lahirnya PSSI, prestasi yang sampai sekarang tidak kunjung dapat disamai oleh PSSI.

Syukurlah perkembangan sepakbola Indonesia belakangan ini menunjukkan titik harapan setelah ditangani oleh coach Shin Tae Yong, mantan pelatih Korea Selatan saat menjungkalkan tim Jerman di Piala Dunia tahun 2018 di Rusia.

Pembinaan sepakbola nasional Indonesia semestinya mengikuti trend pembinaan modern dengan cara pembinaan sejak usia dini, kompetisi sehat, termasuk naturalisasi yang belakangan sudah berjalan dengan alih kewarganegaraan beberapa pemain Belanda dan Inggris untuk memperkuat tim nasional sepakbola Indonesia.

Walaupun ada juga yang bernada miring tentang naturalisasi ini yang menganggap bahwa pemain sepakbola nasional Indonesia selayaknya diisi penduduk asli, namun menurutku itu semata pandangan sempit seperti katak dalam tempurung. Bukankah pemain yang di naturalisasi adalah para pemain yang orang tua atau kakek neneknya memiliki darah Indonesia dan berhak berjuang demi keharuman tanah air para orang tua dan kakek nenek yang mereka bela dan kini menjadi tanah air mereka juga?

Prancis , Belgia, Belanda dan hampir semua tim nasional Eropa melengkapi tim nasional mereka dengan pemain pemain naturalisasi, makanya jangan heran bila tim tim nasional eropa didominasi olah pemain kulit hitam dan rambut gimbal.

Bahkan jangan heran pula bahwa Ruud Gullid, bintang sepakbola Belanda di Piala Dunia yang lalu menurut beritanya, ternyata memiliki darah keturunan Jawa juga.

Menjadi visi bagi tim nasional Indonesia dimasa yang akan datang dengan pemain dari berbagai suku, termasuk pemain naturalisasi berkiprah di Piala Dunia mendatang seperti apa yang dikiprahkan oleh tim sepak bola Hindia Belanda di piala dunia tahun 1938 itu. Tentu dengan pembinaan yang konsisten, semangat bushido juga dan hal penting yaitu kekompakan semua pemangku kepentingan untuk kemajuan sepakbola untuk dapat menyamai apa yang dihasilkan oleh samurai biru tim nasional Jepang di piala dunia kali ini.

Sekali lagi, selamat buat tim nasional Jepang, Congratulation.., Omedetou tim Samurai Biru...
Banzai...

Tanjungsari, 2 Desember 2022
Batara Tobing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun