Mohon tunggu...
Basril Tarigan
Basril Tarigan Mohon Tunggu... Tutor - Simple writer, big dreams.

Simple writer, big dreams.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Di Puerto Riko Penggunaan Batu Bara Akan Dihentikan Tahun Depan, Di Indonesia Mungkinkah B100 Jadi Solusi?

21 April 2019   02:06 Diperbarui: 29 April 2019   12:27 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penambang batu bara, sumber foto: rmolsumsel.com

Baru-baru ini sebuah dokumenter yang berjudul "Sexy Killers" sedang diperbincangkan di jagad media sosial, termasuk kompasianer banyak mereview film tersebut. Dan sampai tulisan ini ditulis film tersebut sudah 17,5 juta kali ditonton di youtube.

Bagi yang Belum menonton filmnya akan sedikit saya ceritakan dan bagi yang sudah nonton bisa langsung baca dari kata yang dibold.

Kalau sepintas dilihat dari judulnya dokumenter tersebut sangat jauh dari isinya, yang menceritakan tentang tambang batu bara di Indonesia.

Dimana film ini menjelaskan sumber listrik Indoensia sebagian besar saat ini berasal dari pembakaran batu bara. Dan akibat dari aktivitas pertambangan batu bara terjadi kerusakan lingkungan.

Tanah para petani sekitar tambang diklaim mengalami kerusak semenjak tambang beroperasi, serta debu dari pembakaran batu bara di perusahaan pembangkit listrk terbang ke pemukiman warga, yang memungkinkan pemicu  berbagai penyakit pernafasan.

Efeknya tidak hanya di sekitar tambang saja, tetapi berimbas juga pada nelayan konvensional. Batu bara yang diperoleh dari pertambangan, didistribusikan ke perusahaan pembangkit listrik melalui jalur laut memakai tongkang.

Aktivitas dari tongkang tersebut dianggap mengganggu perolehan hasil ikan nelayan lokal disekitar perusahan pembangkit listrik dan jalur yang dilewati, bahkan jangkar dari tongkang pengangkut batu bara diklaim merusak terumbu karang.

Mungkin saya satu dari sekian banyak orang yang mulai memperhatikan hal berkaitan energi setelah menonton film dokementer tersebut. Maka menurutku tidak ada salahnya sedikit berbagi informasi dan pendapat.

The Rising (17/04/2019) melaporkan bahwa setelah Puerto Rico melewati krisis energi. Mulai tahun depan akan menghentikan pemakaian batu bara sebagai sumber energi dan diperkirakan pada tahun 2028 akan berhasil tidak memakai batu bara lagi.  Sementara hingga 2017 pemakaian energi terbaharukan di Puerto Rico ialah 2 persen [1].

Rencana yang dibuat oleh pemerintahan Puerto Rico adalah satu hal baik. Pencarian sumber energi terbaharukan diera revolusi industri masa sekarang merupakan hal yang sangat menarik. Banyak Negara yang berlomba-lomba memamerkan hasil inovasinya.

Salah satunya dari dalam negeri, yang masih hangat dalam pemberitaan adalah biodiesel untuk mesin motor atau mobil. Berdasarkan laporan liputan6.com (15/04/2019) bahan bakar 100 persen dari minyak kelapa sawit dinamai B100. 

Dikabarkan bakal menggantikan solar sebab lebih efisien. Dengan satu liter B100 mampu menempuh perjalanan 13,4 kilometer, sedangkan solar dengan jumlah yang sama hanya mampu sembilan kilometer. Dan, B100 lebih ramah lingkungan, sebagai contoh karbon monoksida (CO) B100 lebih rendah 48% dibandingkan solar [2].

Lalu,  apa sebenarnya hubungan antara batu bara dengan minyak kelapa sawit ini? Maka kita jawab terlebih dahulu dengan prinsip energi. Mungkin kita semua sudah tahu bahwa energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, hanya saja bisa diubah ke bentuk lain. Teringat sewaktu sekolah dasar dahulu.

Sederhananya adalah energi listrik dapat diubah menjadi energi gerak, panas dan sebaliknya. Misalnya, Saat Menyetrika energi listrik berubah menjadi panas.

Nah, jika energi dapat diubah-ubah bentuknya maka B100 yang digadang-gadang sebagai energi masa depan Indonesia dapat juga diubah kebentuk lain, selain menjadi sumber energi penggerak motor atau mobil.

Saya menduga bahwa B100 dapat juga dimanfaatkan sebagai pengganti batu bara sebagai sumber energi khususnya sebagai pembangkit listrik. Jika B100 dapat dioptimalkan sebagai energi pembangkit listrik, tidak tertutup kemungkinan penggunaan batu bara akan berkurang dan pada waktu akan datang akan sepenuhnya digantikan B100.

Keuntungan dari B100 sendiri ialah merupakan sumber energi terbaharukan, di Indonesia melimpah, terlebih lagi produksi kelapa sawit dalam negeri meningkat setiap tahunnya. Tidak perlu pengerukan dan penimbunan tanah untuk mendapatkannya.

Dari segi biaya, bagi pengusaha mungkin lebih mahal penggunaan B100 dibandingkan batu bara. Namun pemanfaatan batu baru berpotensi lebih merusak lingkungan dibadingakan B100. Tentu jika lingkungan rusak, maka pihak yang merugi banyak sekali.

Pesan penutup, bagi para pengembang energi terbaharukan, dari hati terdalam saya ucapkan terimakasih atas dedikasi anda untuk kemajuan Negara dan kelestarian lingkungan.     

***

Sumber:

[1] therising.co

[2] liputan6.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun