Mohon tunggu...
Sofyan Basri
Sofyan Basri Mohon Tunggu... Jurnalis - Anak Manusia

Menilai dengan normatif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sudahkah Kita Merdeka?

25 Agustus 2017   20:37 Diperbarui: 25 Agustus 2017   21:01 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tanggal 14 Agustus merupakan hari bersejarang bagi bangsa Indonesia. Dimana pada tanggal itu, Presiden RI Pertama, Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia atas penjajahan Jepan dan Belanda. Olehnya itu, setiap 14 Agustus 250 juta rakyat Indonesia bersuka cita menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan.

Berbagai kegiatan pun dilakukan, mulai dari upacara bendera yang dilakukan oleh pemerintah mulai dari pusat hingga daerah, pun dengan berbagai macam kegiatan yang hanya akan ditemui pada perayaan HUT RI seperti panjat pinang, lomba makan krupuk, sepak bola pakai daster, dan lomba lainnya yang dikemas secara merakyat.

Akan tetapi, apakah dengan kecerian rakyat yang mengikuti berbagai perlombaan itu sudah menunjukan bangsa ini telah merdeka? Apakah dengan wajah-wajah polos rakyat yang berada dipelosok sana telah merasakan kemerdekaan?. Saya pikir bahwa apa yang dirayakan setiap tanggal 17 Agustus itu hanyalah euforia semata.

Tidak menunjukkan sesungguhnya bangsa ini telah merdeka. Bahwa benar memang bangsa ini telah merdeka dari penjajah. Bahwa benar kita harus bersuka cita menyambut kemerdekaan dengan suka cita, akan tetapi relakah kita menggadaikan nurani kita sebagai warga negara yang merdeka hanya dengan euforia semata saja tanpa melihat secara benar atas kondisi kekinian bangsa.

Mestinya bangsa ini mesti membuka mata selebar-lebarnya melihat penyakit para pemangku kekuasaan yang kian hari memperlihatkan kebobrokan moralitas dengan bangga dan tanpa malu disebut sebagai koruptor. Sudah tidak bisa dihitung lagi banyaknya uang rakyat dimakan rakus pada tikus berdasi. Ratusan juta hingga triliunan rupiah habis tanpa sisa.

Disana, digedung yang katanya tempat untuk menyampaikan aspirasi rakyat, duduk dengan manis seorang penikmat korupsi menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Akan tetapi masih mampu menjadi seorang yang begitu dihormati hingga memimpin sidang dalam pengambilan keputusan penting negeri ini.

*******

Disisi lain, negara yang kita banggakan ini juga memproklamirkan sebagai negara hukum. Namun, apakah hal itu sudah dilaksanakan sesuai dengan konstitusi yang telah dibuat oleh para pendiri bangsa. Lihatlah betapa mudahnya hukum dipermainkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Memamerkan kekuatan atas kuasa atas dijalur hukum.

Lihatlah betapa kejamnya aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir yang dibunuh diatas pesawat dalam perjalanan menuju ke Amsterdam menggunakan pesawat Garuda Indonesia tahun 2004, kasus Sum Kuning yang mengalami pemerkosaaan yang diduga dilakukan oleh anak keturan pejabat tahun 1970, kasus Marsinah merupakan aktivis buruh yang dibunuh tahun 1993, dan sejumlah kasus lainnya. Saya MENOLAK LUPA.

Yang terbaru kasus hukum yang terbaru adalah mengenai penyiraman penyidik KPK, Novel Baswedan hingga kini pun masih menjadi misteri. Juga pembacokan ahli IT Intitute Teknologi Bandung (ITB) Hermasyah pun kini seakan lenyap oleh kabarnya. Sedangkan, rakyat yang tak memiliki kuasa seakan hukum menjadi alat untuk melakukan perpeloncoan dan penjajahan. Tentu semua ingat bagaimana nasib Nenek Asyani dituntuk satu tahun penjara karena diduga mencuri kayu.

*******

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun