Inilah yang membedakan Muhtar, meskipun tinggal di kota, tapi tidak pernah merasa sungkan melakukan apapun demi mengolah sawah. Dia bukan tipe orang moderat yang hanya suka mengagas hal-hal besar.
Hasil panen cukup memuaskan, padi yang dihasilkan termasuk kualitas bagus. Sekali panen hasilnya bisa mencapai puluhan sak. hasil panenan Muhtar temasuk bagus, itu dilihat dari gabah (padi yang di giling) di depan rumahnya, petani yang lain juga ikut memuji hasil panen Muhtar, terkadang mereka saling memuji hasil panen masing-masing.
kabanyakan petani menganggap produksi disawah bagaikan kompetisi, dan mereka juga sangat menghargai hasil panen. siapa yang paling banyak dan bagus produksi padi nya, maka dia memenangkan persaingan.
Siti, Istri Muhtar memiliki peran untuk menjaga dapurnya tetap mengepul selama muhtar mempekerjakan orang. istri Muhtar menyuruh anak laki-laki nya kesawah untuk mengatar makanan. Anaknya terkadang membantu meringankan pekerjaannya dengan ikut menjemur padi meskipun dia tahu anak pertamanya itu tidak suka melakukan pekerjaan tersebut.
Muhtar hampir tidak pernah merasakan hiburan apapun, dia lebih terkenal sebagai pria sederhana meskipun dia merupakan seorang pegawai negeri yang secara pendapatan lumayan. Dia tidak merasa tinggi dan lebih bersahaja dengan orang yang berada dibawahnya, tidak ndengak kepada gemerlap dunia. Derajat bukanlah hal terpenting dan tidak membatasinya untuk terus bersilaturahmi dengan siapapun.
 Yang dia butuhkan butuhkan hanyalah apa yang dia miliki sekarang tidak pergi darinya, menghabiskanbuskan waktu di sawah merupakan salah satu kebahagiaan, entah berapa lama fisiknya akan kuat untuk mengurus sawah. Tempat yang asyik untuk melepaskan beban pikiran dan bersenandung bersama petani-petani yang lain.