Di Pasar Ngasem juga terdapat panggung mini yang sering dipakai untuk panggung hiburan seni dan budaya yang dinamakan Plasa Ngasem. Bahkan, di pagi hari juga sering dipakai untuk orang berolahraga. Seperti ketika gue dan teman-teman berada di situ, segerombolan pria dan wanita berusia mungkin di atas 60 tahunan sedang melakukan olahraga senam taichi.Â
Usai komunitas lansia melakukan olahraga, giliran anak-anak sekolah mengenakan baju adat Jawa sedang mempersiapkan diri untuk menggelar pertunjukan di Plasa Ngasem itu.Â
Menurut informasi yang gue dapat, panggung tersebut memang sering dipakai untuk pertunjukan apa saja. Bahkan, sebelum pandemi hampir setiap hari ada pertunjukan di Plasa Ngasem.
Di bagian belakang panggung panggung terlihat jelas bangunan kuno Pulo Kenanga Tamansari. Karena akses untuk ke objek wisata Taman Sari memang bisa diakses dari arah belakang melewati rumah-rumah warga. Jadi, Pasar Ngasem memang sangat dekat dengan Taman Sari bahkan masih bagian dari Taman Sari.
Ketika sedang asyik menikmati kudapan yang kami beli, tidak lupa pengamen silih berganti datang menghibur dengan berbagai jenis genre musik. Ya, lumayanlah menikmati hidangan pagi ditemani alunan lagu dari pengamen Jogja.
Tidak mau melewatkan kesempatan saat berada di Pasar Ngasem, setelah kudapan yang gue beli ludes, seketika gue berdiri untuk mengitari kios-kios penjaja jajanan pasar lainnya. Kue lapis, ondel-ondel, klepon dan es dawet menjadi santapan berikutnya.
Pokoknya Pasar Ngasem benar-benar hidden gem yang bakalan gue datangi lagi dan lagi jika sedang berkunjung ke Jogja. Enak tenan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H