Biasanya, setiap kali traveling ke luar kota atau ke luar negeri, hal wajib yang sering gue lakukan adalah explore ke tempat-tempat yang ramai dikunjungi berkat rekomendasi dari orang-orang atau media sosial.Â
Sampai ke tempat yang hidden gem alias jarang atau tempat yang masih langkah dikunjungi orang. Bahkan blusukan ke pasar-pasar tradisional pun kerap gue lakukan.
Meski sudah berkali-kali datang ke Yogyakarta tapi ada saja tempat yang layak untuk dikunjungi karena memang tidak mengecewakan. Seperti Pasar Ngasem. Sebenarnya pasar ini sudah lama banget keberadaannya. Bahkan disebut-sebut sebagai salah satu pasar tradisional tua yang berada di kota Jogja.
Datang ke pasar ini pun tanpa disengaja. Kebetulan usai berlari pagi sejauh 10 kilometer mengitari beberapa kawasan Jogja, seketika kaki berhenti ketika membaca plang bertuliskan "Pasar Ngasem". Kebetulan energi sudah terkuras habis saat berlari. Gue dan teman-teman pelari pun mencoba menyambangi pasar ini.
Saat masuk ke kawasan pasar, kami disambut dengan patung Mbak Jamu yang berdiri kokoh beberapa langkah setelah memasuki area Pasar Ngasem. Sempat berpikir, apakah pasar ini dulu identik dengan pasar penjual aneka jenis jamu. Eh, ternyata keliru.Â
Pasar ini justru sebelumnya terkenal dengan julukan pasar Burung. Pasar yang sudah berdiri sejak tahun 1809 ini dipenuhi dengan kandang-kandang burung. Setiap orang hendak mencari aneka jenis burung maka datangnya ke Pasar Ngasem. Hampir semua kios terlihat kandang-kandang burung bergelantungan.
Tapi, sejak tahun 2010, pasar ini berubah fungsi menjadi pasar tradisional yang menjual kebutuhan pokok sehari-hari. Lalu, para pedagang burung pun dipindahkan ke Pasar Satwa dan Tanaman Hias yang ada di Jalan Bantul.
Dengan pakaian olahraga berpeluh keringat yang masih melekat di badan, kami mulai menjelajahi satu persatu kios yang ada di Pasar Ngasem. Rata-rata menjual aneka jajanan tradisional juga lauk pauk yang bisa dimakan di tempat.Â
Semakin masuk ke dalam pasar gue semakin antusias melihat deretan jajanan yang benar-benar membalikkan memori ke masa kecil sering dibelikan jajanan pasar oleh ibu setiap kali pulang dari pasar. Kuliner lokal yang autentik jajanan tradisional seperti inilah yang selama ini gue cari.