Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pasar Ngasem "Surganya" Kuliner Lokal Khas Yogyakarta

27 Desember 2023   10:00 Diperbarui: 28 Desember 2023   15:11 1299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Ngasem. (Dokumentasi pribadi)

Biasanya, setiap kali traveling ke luar kota atau ke luar negeri, hal wajib yang sering gue lakukan adalah explore ke tempat-tempat yang ramai dikunjungi berkat rekomendasi dari orang-orang atau media sosial. 

Sampai ke tempat yang hidden gem alias jarang atau tempat yang masih langkah dikunjungi orang. Bahkan blusukan ke pasar-pasar tradisional pun kerap gue lakukan.

Meski sudah berkali-kali datang ke Yogyakarta tapi ada saja tempat yang layak untuk dikunjungi karena memang tidak mengecewakan. Seperti Pasar Ngasem. Sebenarnya pasar ini sudah lama banget keberadaannya. Bahkan disebut-sebut sebagai salah satu pasar tradisional tua yang berada di kota Jogja.

Datang ke pasar ini pun tanpa disengaja. Kebetulan usai berlari pagi sejauh 10 kilometer mengitari beberapa kawasan Jogja, seketika kaki berhenti ketika membaca plang bertuliskan "Pasar Ngasem". Kebetulan energi sudah terkuras habis saat berlari. Gue dan teman-teman pelari pun mencoba menyambangi pasar ini.

Saat masuk ke kawasan pasar, kami disambut dengan patung Mbak Jamu yang berdiri kokoh beberapa langkah setelah memasuki area Pasar Ngasem. Sempat berpikir, apakah pasar ini dulu identik dengan pasar penjual aneka jenis jamu. Eh, ternyata keliru. 

Pasar ini justru sebelumnya terkenal dengan julukan pasar Burung. Pasar yang sudah berdiri sejak tahun 1809 ini dipenuhi dengan kandang-kandang burung. Setiap orang hendak mencari aneka jenis burung maka datangnya ke Pasar Ngasem. Hampir semua kios terlihat kandang-kandang burung bergelantungan.

Pasar Ngasem. (Dokumentasi pribadi)
Pasar Ngasem. (Dokumentasi pribadi)

Tapi, sejak tahun 2010, pasar ini berubah fungsi menjadi pasar tradisional yang menjual kebutuhan pokok sehari-hari. Lalu, para pedagang burung pun dipindahkan ke Pasar Satwa dan Tanaman Hias yang ada di Jalan Bantul.

Dengan pakaian olahraga berpeluh keringat yang masih melekat di badan, kami mulai menjelajahi satu persatu kios yang ada di Pasar Ngasem. Rata-rata menjual aneka jajanan tradisional juga lauk pauk yang bisa dimakan di tempat. 

Semakin masuk ke dalam pasar gue semakin antusias melihat deretan jajanan yang benar-benar membalikkan memori ke masa kecil sering dibelikan jajanan pasar oleh ibu setiap kali pulang dari pasar. Kuliner lokal yang autentik jajanan tradisional seperti inilah yang selama ini gue cari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun