Mohon tunggu...
dul karim (kang im)
dul karim (kang im) Mohon Tunggu... Independent Author

Holistic Scientis, Human Universe Scientis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hebat dan Bernyali, Menerima Tantangan Duel Melawan Diri Sendiri

31 Mei 2025   08:30 Diperbarui: 31 Mei 2025   07:56 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia adalah makhluk berbadan kasar didalamnya terdapat entitas jiwa bentukan dari akal, hati dan nafsu, serta entitas ruh sebagai energi hidup dan energi kehidupan

Dengan jasmani, jiwa dan ruh yang ada di dalamnya manusia berevolusi menjadi makhluk yang mengemban tugas sebagai Khalifah di muka bumi

Dengan kecerdasannya, dengan nilai nilai moral dalam jiwanya, dan sifat sifat sebagian Tuhan dalam dirinya, manusia menjelma menjadi makhluk Superioritas dari segala makhluk yang ada di alam semesta

Tapi kenapa realita yang terjadi tidak demikian halnya, .......mestinya dengan kekhalifahan yang tersemat di makna oenciptaannya, malah lebih bamyak kerusakan dan kwbinasaan yang ditimbulkannya.

Jangan lupa dalam otak menusia terselip otak ampibhi yang masih menyimpan karakter hewani yang masih terframing secara jelas dalam hawa nafsu amarah di dalam bentuk hasrat dalam hati. 

Dan hawa nafsu amarah teraebut bukan sekedar artefak atau benda mati, hawa nafsu tersebut selalu bergerak dan menanti saat yang tepat untuk meledakkan diri untuk merusak segala sesuatu di sekitarnya

Terlalu banyak manusia yang menjadi korban atas ledakan hawa nafsu amarah tersebut yang mengakibatkan korban antar sesamanya baik korban jiwa maupun harta benda

Sumber gambar : islampos.if
Sumber gambar : islampos.if

Sesulit Apakah Melawan Diri Sendiri

Bertarung melawan seseorang atau banyak orang kita berhadapan dengan hal yang nyata. Kita bisa melakukan tindakan menyerang dengan twngakan, hantaman dan pukulan atau sebaliknya mengelak atau menghindari serangan lawan

Tetapi melawan sesuatu yang berada dalam diri kita seumur hidup, dimana kita bernafas bersamanya, tidur bersamanya, tamasya bersamanya dan kita lebih sering tidak menyadari kehadirannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun