Super Leader Super Manager yang kaya harta sekaligus kaya iman
Setelah saya membaca buku-buku dan tulisan-tulisan mengenai Syekh Siti Jenar, saya mempunyai kesimpulan bahwa kekeliruan terbesar Syek Siti Jenar adalah tidak menyiapkan kekuatan ekonomi dalam perjuangannya sehingga tidak kuasa mengelola pengikutnya yang semakin hari semakin bertambah. Berbeda halnya dengan Muhammad Saw. yang sangat kaya sebelum menjadi Nabi dan Rosul, sebagaimana saya membaca buku fenomenal karya Muhammad Syafi'i Antonio "Muhammad Super Leader Super Manager" yang kini sudah tidak diterbitkan lagi, karena buku tersebut dijadikan buku baru "lux" sebanyak 8 jilid, sangat bagus bukunya. Juga dari membaca buku karya Said Hawwa "Ar-Rasul" dan Muhammad Husain Haekal "Sejarah Hidup Muhammad". Kekayaan Muhammad Saw. itu diperoleh melalui kegiatan berdagang (wirausaha = entreprenuership) sangat membantu saat diboikot oleh kafir Quraisy pada 13 tahun awal perjuangan dakwah Islam (periode Mekkah).
(dok. http://www.goodreads.com/book/show/1492343.Ar_Rasul_SAW)
Nah, pengetahuan tersebut diperoleh dari mana? Melalui laku-laku spiritual? Apakah itu bisikan dari Alloh Swt.?
Kembali kepada Syek Siti Jenar, apakah beliau fokus seperti itu setelah paham-mengetahui bahwa beliau dan pengikutnya tidak akan mampu melawan Walisongo dan Demak Bintoro atau pemahaman tersebut diperoleh sejak kecil/ dalam buku-buku dan pemahaman masyarakat terkesan beliau seperti itu karena sudah kepepet, tidak ada peluang “berkuasa’ sehingga satu-satunya jalan adalah pasrah? Dengan laku tersebut, justru beliau menemukan dan manunggal dengan Alloh (Manunggaling Kawula Gusti).
13 tahun awal perjuangan dakwah Islam, Muhammad Saw. dan sahabat diboikot oleh kafir Quraisy, (dengan kehendak Alloh Swt.) Muhammad Saw. sudah menyiapkan dana tersebut sedari sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rosul, ditambah dana dari istrinya, Khodijah, sahabat Abu bakar, dan sahabat-sahabat lainnya yang kaya.
Fakta kecerdasan Muhammad Saw. tersebut menjadikan bahwa takdir itu sudah ditetapkan oleh Alloh Swt. menjadi benar. Dengan kecerdasan-Nya sebagai dalang, Alloh Swt. sudah mengatur hal itu semuanya sehingga apa yang dilakukan Muhammad Saw. menjadi realistis dan dapat dilogika secara hukum manusia. Nah, sekarang masing-masing orang belum tahu takdirnya seperti apa. Maka kita harus ikhtiar dan tawakkal kepada Alloh Swt.
Banyak hal yang dilakukan Muhammad Saw. masih dapat dilogika, sangat manusiawi, contohnya Muhammad Saw. sangat kaya, Khodijah (istri) sangat kaya, sahabat-sahabat juga kaya, meskipun ada juga yang tidak kaya, seperti Ali bin Abi Tholib, tetapi kaya iman, sehingga meskipun diboikot oleh kafir Quraisy, Islam tetap dapat hidup (kaya harta dan kaya iman). Pasalnya, Muhammad Saw. sebelumnya dikenal sebagai Al-Amin dan berdagang kemana-mana pula, termasuk ke Madinah, maka begitu diboikot di Mekkah, maka Muhammad Saw. dan pengikutnya (umat) hijrah ke Madinah yang penduduknya sudah paham dengan karakter Muhammad Saw. Tentu tidak dapat dinalar apabila Muhammad Saw. Khodijah, Abu Bakar, dan sahabat lainnya itu tidak kaya dan hijrah ke lain daerah selain Madinah.
Logika ini masih kurang dipahami oleh kebanyakan orang. Kebanyakan orang memahaminya hal itu karena kehendak Alloh, karena nabi dan rosul sudah pasti ditolong oleh Alloh Swt. Apabila Alloh Swt. tidak menolong nabi dan rosul-Nya, berarti Alloh Swt. Berbohong dhong? Padahal Alloh Swt. sangat tidak mungkin berbohong. Bentuk pertolongan Alloh Swt.tersebut melalui amanah kepemimpinan, karena Alloh Swt. sangat paham kondisi Muhammad Saw., Khodijah, dan sahabat tersebut sudah siap diberi amanah tersebut. Â Apabila belum siap untuk diberi amanah, maka Alloh menangguhkan kehendak-Nya terlebih dahulu. Amanah diberikan setelah manusia pantas menerimanya sekaligus mampu bertanggung terhadap amanah tersebut.
Nabiyulloh dan Rosululloh Muhammad Saw. memang benar-benar suri tauladan bagi umat manusia. Beliau mempunyai keluarga yang beriman. Istri beliau merupakan orang yang pertama membenarkan wahyu suaminya sehingga kemudian masuk Islam. Istri-istri beliau yang lain pun Muslim, tidak ada yang mengingkari suami terbaik mereka. Putra-putri beliau pun Muslim, tidak ada yang membangkang ajakan ayahandanya. Kemudian menantu beliau sahabat Ali bin Abi Tholib pun termasuk ke dalam golongan orang-orang yang pertama masuk Islam (Assabiqunal Awwalun) bersama dengan Siti Khodijah dan Abu Bakar. Cucu-cucu beliau: Hasan dan Husein yang dilahirkan dari rahim putri tercinta: Fatimah az-Zahro (istri Ali bin Abi Tholib) pun Muslim, bahkan menjadi pahlawan Islam yang pemberani pula. Dari keturunan Sayyidina Hasan dan Huseinlah, ahlul bait berlanjut hingga sekarang.
Nabiyulloh dan Rosululloh Muhammad Saw. memang benar-benar suri tauladan bagi umat manusia.
Leluhur Nabiyulloh dan Rosululloh Muhammad Saw. yakni Nabiyulloh dan Rosululloh Ibrohim As. pun suri tauladan bagi umatnya. Beliau mempunyai keluarga yang beriman. Istri beliau Siti Hajar dan Siti Saroh adalah Muslim. Demikian pula dengan kedua putra: Isma’il dan Ishaq.