Mohon tunggu...
Haji Dwi Sugiarto
Haji Dwi Sugiarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bergerak Berjuang Ber-Demokrasi

Tiyang Jawi nembe Sinau lan Nyinauni Jawi supados Njawani. Rawe-rawe rantas malang-malang putung.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar dari Covid-19 (3)

13 Mei 2020   14:27 Diperbarui: 13 Mei 2020   14:26 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ilmu kesehatan berperan sangat penting saat pandemi virus covid-19 ini, mau pendek atau  perkepanjangan penderitaan dunia ini.

Belajar dari Covid-19, dunia kesehatan tumbuh pesat karena pengaruh pandemi virus corona covid-19 sejak terjadinya peristiwa di Wuhan Cina. Perkembangan baru munculnya jenis-jenis virus setelah virus Sars, virus flu burung, virus TBC dan jesnis lainnya, yang terbaru virus corona Covid-19 yang dilaporkan ke WHO dan disetujui istilahnya pada bulan Desmber 2019. Pancingan peristiwa di Wuhan itu membuat semua unsur pemerintah / masyarakat sedunia harus membuat peraturan dan semua secara bersama melaksanakannya untuk mengatasi pandemi covid-19 ini.

Dari unsur penguasa / pemerintah / pembuat kebijakan di suatu wilayah harus benar -benar mengerti tentang pandemi virus corona covid-19 asal mula seseorang tertular virus covid-19 sampai dampak yang paling fatal terhadap kematian seseorang atau penduduk suatu wilayah tertentu. 

Hal-hal sebagai berikut yang harus diperhatikan sebelum kebijakan atau penerapan peraturan yang telah ditetapkan oleh semua unsur yang terkait itu dilakukan, antara lain :

1. Badan Kesehatan : Garda terdepan yang harus menangani tentang virus Covid-19, type / bentuk / sifat / jenis virus covid-19, asal mula adanya pada diri manusia dideritanya oleh seseorang,  bukti / tanda-tanda pertumbuhan pada seseorang yang telah dihinggapi virus tersebut sampai maksimal terbukti positif menderita covid-19, lalu bagaimana penanganannya tuk bisa sembuh pasien tersebut. Garda pemberi data awal tentang virus covid-19 secara riil sehingga bisa dipakai sebagai dasar menentukan kebijakan oleh pemerintah.

2. Badan penyedia perlengkapan (bisa BUMN, pemerintah setempat bagian pengadaan barang) : virus ini karena sifatnya menular harus ada tempat khusus untuk menangani atau merawat penderita covid-19 (misal : rumah sakit, tempat khusus yang dibuat memenuhi syarat keamanan atau sefety sesuai protocol kesehatan yang telah di buat WHO), peralatan khusus untuk penanganan biasa disebut APD Alat Pelindung Diri bagi pekerja langsung yang menanganinya semisal dokter, asisten dokter, perawat, pengendara / sopir ambulance, penyedia konsumsi penderita covid-19, juga bagi personel yang bertugas memutus penyebaran virus tersebut ke wilayah yang lebih luas ataa mencegah penularan ke lebih banyak orang, bahkan apa bila ada yang meninggal penderita covid-19 harus ada orang khusus yang menanganinya dengan ilmu dan sarana khusus bagi penderita penyakit menular. Sarana atau peralatan itu harus safety bagi pemakainya. 

3. Badan keamanan (Kepolisian, tentara, unsur dari pemerintah Satpol PP, unsur sesuai ketetapan pemerintah) : tentunya setelah pemerintah membuat kebijakan / peraturan untuk penanganan pandemi virus-19, perlu penetapan siapa saja yang harus menanganinya mulai sosialisasi ke masyarakat sampai dengan pelaksanaan kebijakan tersebut. Contoh : Sosialisai tentang pandemi virus covid-19 bisa langsung dari pejabat setempat ataumelalui media resmi pemerintah atau swasta (radio, televisi, koran, media sosial, media online, streaming, video, spanduk - spanduk, banner dan lain-lain). yang dengan target masyarakat paham akan adanya peristiwa ini. Sehingga masyarakat dapat mengamankan dirinya sendiri dan juga keluarganya dari bahaya covid-19.

4. Badan Perekonomian (kementerian yang terkait bahan pangan, perdagangan, perindustrian) : karena usaha pencegahan penularan menjadi meluas di masyarakat dengan diterapkannya jaga jarak atau sosial distancing untuk menghindari penularan kepada orang lain, bahkan dengan penerpan PSBB Pembatasan Sosial Berskala Besar ini mengharus banyak orang tinggal serta beraktifitas di rumah, yaitu belajar di rumah, bekerja dari rumah   maka terjadilah pemberhentian kegiatan perdagangan atau transaksi ekonomi secara langsung, penjualan online atau market di media meningkat pesat jumlahnya. Delivery online jadi suatu kebutuhan untuk menghindari berkumpulnya banyak orang seperti pertokoan, pasar tradisional, maupun pasar modern, mall dan lain-lainnya. Di bagian pabrikasi pun juga harus mengurangi kegiatannya karena banyak orang saat proses produksi.  Industri perumahan pun juga mengalami permasalahan karena tidak adanya pasar yang buka. Sunnguh roda perekonomian juga terganggu. Hal ini bisa mempengaruhi kehidupan keluarga yang tidak mampu, bisa bisa tidak makan atau lapar bahkan bisa timbul kematian. Pemerintah harus membantu rakyat bisa bertahan hidup di segala hal karena bencana pandemi virus covid-19 ini, dengan cara harus membantu mereka. 

5. Transportasi (kementerian perhubungan) : ternyata dilapangan masyarakat yang memaksa mudik atau pulang kampung mereka terkadang ada yang mengidap virus covid-19 sebagai OTG Orang Tanpa Gejala ini yang bisa menularkan ke wilayah lain. Jika orang tersebut positif terkena virus akan menimbulkan cluster baru. Maka kebijakan untuk memutus rantai penyebaran harus diberhentikan selama 14 hari, seperti masa inkubasi atau perkembang virus maksimal 14 hari untuk bertahan hidup pada manusia yang berimun baik.

tulisan ini sebagai catatan peristiwa saat ini di bulan Ramadan 1441 Hijriah atau 2020 Masehi. Semaga ada manfaatnya bagi saya dan para pembaca yang budiman.

HajiDwi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun