Dengan integrasi ini, pendidikan tidak lagi sekadar formalitas, melainkan proses transformasi yang menyeluruh.
5. Perbandingan Pandangan
Beberapa filsuf pendidikan mengkritik jika pendidikan terlalu memaksakan adalah yang bersifat preskriptif secara berlebihan, takut akan kehilangan kebebasan berpikir siswa (tujuan investigatif) dan semangat berkembang (tujuan inspiratif). Sebaliknya, pendidikan yang hanya menekankan motivasi dan rasa ingin tahu tanpa pedoman nilai yang jelas bisa menimbulkan kebingungan dan kurangnya disiplin.
Perpaduan ketiga tujuan ini menjadi formula ideal agar pendidikan bisa dicapai secara utuh dan efektif.
6. Implikasi untuk Kehidupan Sehari-hari
Dengan memahami ketiga tujuan ini, pendidik dan orang tua dapat mengarahkan anak-anak tidak hanya untuk mendapatkan nilai baik, tetapi juga menjadi pribadi yang bermakna. Anak-anak didorong untuk bertanya, bermimpi, serta memegang teguh nilai yang membentuk karakter. Dunia kerja pun merasakan manfaatnya, karena mereka menerima lulusan yang bukan hanya pintar kognitif tapi juga memiliki integritas dan inovasi.
Penutup
Pendidikan bukan sekadar soal menguasai mata pelajaran. Ia adalah perjalanan manusia mencari makna, nilai, dan kebenaran. Filsafat pendidikan membantu kita memahami arah perjalanan ini melalui tiga tujuan utama: inspirational, preskriptif, dan investigative. Tujuan inspirational mengingatkan kita bahwa pendidikan harus menyalakan semangat. Tujuan preskriptif memberi kita kompas nilai agar tidak tersesat. Sementara tujuan investigative memastikan kita terus kritis dan terbuka pada kebenaran baru. Jika ketiganya dipadukan, pendidikan tidak hanya mencetak lulusan pintar, tetapi juga manusia yang utuh—bercahaya, bernilai, dan reflektif. Itulah yang sebenarnya dibutuhkan bangsa kita di tengah arus globalisasi dan teknologi.
Refleksinya sederhana: pendidikan bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk masa depan yang lebih adil, manusiawi, dan berkelanjutan. Harapan kita, sekolah dan universitas di Indonesia berani menjadikan tiga tujuan filsafat pendidikan ini sebagai dasar nyata dalam setiap kurikulum, metode, dan kebijakan. Karena pada akhirnya, pertanyaan “untuk apa kita belajar?” hanya bisa dijawab jika pendidikan benar-benar memberi inspirasi, nilai, dan kebenaran. Harapan ke depan, pendidikan di Papua terus bergerak dari sekadar proyek administratif menjadi gerakan kebudayaan dan kemanusiaan. Jika itu terwujud, cahaya dari timur benar-benar akan menerangi Indonesia, bahkan dunia.
Daftar Pustaka
- Dewey, John. Democracy and Education. New York: Macmillan, 1916.
- Freire, Paulo. Pedagogy of the Oppressed. London: Bloomsbury, 1970.
- Badan Pusat Statistik (BPS) Papua. (2023). Statistik Pendidikan Papua.
- Kemendikbudristek RI. (2022). Laporan Pendidikan Daerah 3T.
- Artikel berita dan laporan media tentang pendidikan di Papua (Kompas, Tempo, BBC Indonesia).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI