Dengan tujuan inspiratif, pendidikan di Papua menjadi lebih dari sekadar rutinitas. Ia menjadi cahaya yang menuntun anak-anak melihat dunia lebih luas, tanpa kehilangan akar budayanya.
2. Tujuan Preskriptif: Memberi Arah yang Sesuai dengan Jati Diri
Jika inspirasi adalah api, preskripsi adalah peta. Tujuan preskriptif filsafat pendidikan memberi arah jelas: ke mana pendidikan di Papua harus bergerak.
Seringkali, pendidikan di daerah mengikuti pola “copy-paste” dari pusat tanpa mempertimbangkan konteks lokal. Akibatnya, anak-anak Papua belajar hal-hal yang tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Contoh sederhana: siswa di pegunungan mempelajari pertanian modern berbasis mesin, padahal mereka lebih dekat dengan teknik bercocok tanam tradisional.
Preskriptif berarti pendidikan harus berakar pada kearifan lokal, sekaligus terbuka pada dunia modern. Kurikulum bisa memasukkan pengetahuan tradisional, seperti seni ukir, musik tifa, atau pengetahuan tentang alam Papua. Dengan begitu, anak-anak tidak tercerabut dari identitasnya, tapi tetap siap menghadapi globalisasi. Tujuan preskriptif juga menekankan pentingnya keadilan. Pendidikan harus diarahkan untuk mengurangi ketimpangan, bukan memperlebar jurang. Misalnya, melalui program beasiswa afirmatif bagi anak Papua atau penyediaan guru khusus di daerah pedalaman.
3. Tujuan Investigatif: Melatih Kritis dan Kreatif di Tanah
Pendidikan yang baik tidak hanya memberi inspirasi dan arah, tapi juga melatih daya kritis. Tujuan investigatif dalam filsafat pendidikan berarti mendorong anak-anak Papua untuk bertanya, meneliti, dan mencari solusi atas masalah nyata di sekitarnya. Contoh nyata adalah program penelitian kecil di sekolah-sekolah, di mana siswa diajak meneliti tanaman lokal yang berkhasiat obat, atau cara tradisional menjaga hutan agar tetap lestari. Aktivitas seperti ini bukan hanya melatih logika ilmiah, tetapi juga menghargai pengetahuan lokal.
Investigatif juga berarti membiasakan siswa untuk tidak menerima mentah-mentah informasi. Dalam era digital, anak-anak Papua juga harus dibekali literasi media agar mampu memilah informasi yang benar. Dengan demikian, mereka menjadi generasi yang kritis, bukan mudah terpengaruh. Selain itu, tujuan investigatif memberi ruang kreativitas. Banyak anak Papua berbakat dalam seni, musik, atau olahraga. Dengan pendekatan investigatif, mereka tidak hanya meniru, tetapi juga mencipta sesuatu yang baru.
4. Integrasi Ketiga Tujuan dalam Pendidikan Papua
Inspiratif, preskriptif, dan investigatif bukanlah tiga hal terpisah. Ia harus berjalan bersama. Pendidikan yang hanya inspiratif bisa berhenti pada mimpi. Pendidikan yang hanya preskriptif bisa terasa kaku. Pendidikan yang hanya investigatif bisa kehilangan arah.
Di Papua, ketiganya bisa dipadukan dalam program-program nyata:
- Inspiratif: menghadirkan tokoh Papua ke sekolah, menceritakan kisah sukses.
- Preskriptif: menyusun kurikulum berbasis kearifan lokal.
- Investigatif: memberi ruang riset sederhana untuk siswa.