Mohon tunggu...
Rizky Nur Zamzamy
Rizky Nur Zamzamy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pendiri dan Pemateri Pesantren Kilat Copywriting

Rizky Nur Zamzamy adalah Pendiri dan Pemateri Pesantren Kilat Copywriting (PKC), sebuah Workshop Copywriting Intensif dan Komprehensif yang dilakukan secara online melalui Grup Telegram. PKC merupakan Cara Instan Belajar Copywriting Dari Awam Sampai Paham. Info lengkap tentang PKC ada di: https://bit.ly/infopkc7

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Perlu Membangun 3.500 Masjid Kubah Emas di Seluruh Dunia?

18 Agustus 2019   05:16 Diperbarui: 18 Agustus 2019   05:23 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kenapa?

Karena saat uang diperoleh dengan cara yang bathil, dilihat secara mata telanjang dia tetap uang, tapi begitu dilihat dengan "kacamata Iman" dia berubah menjadi api, racun, darah, nanah, kotoran manusia, dan hal-hal najis lainnya. 

Kalo Nasi Padang yang sudah dimasak dengan sangat memperhatikan kehalalannya kita beli dengan uang model gini, jadinya yang kita makan  adalah halal tapi bathil. Nasi Padangnya halal, tapi uang buat membelinya bathil. 

Itu sangat berbahaya untuk Keimanan dan Keislaman, Ketauhidan dan Ketaqwaan kita. 

Kalau buat tubuh kita aja berbahaya, apalagi buat Masjid yang merupakan "Rumah ALLAH". ALLAH, yang salah satu asmanya adalah Maha Suci itu.

Dan kalo uang model gini yang disumbangin ke masjid jadilah si masjid menerimanya api, racun, darah, nanah, kotoran manusia dan najis lainnya yang gak bisa dicuci. 

Gimana caranya "mencuci" kotoran manusia supaya jadi "bersih?"

Disemprot pake air? Buyar.

Disabunin? Mblenyek.

MENGAPA KUBAH EMAS?

Penggunaan emas pada kubah di sini bukan untuk gagah-gagahan atau mentereng-menterengan. Tapi fungsi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun