Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Al Quran Bukan Syair

12 Januari 2022   08:19 Diperbarui: 12 Januari 2022   08:23 1140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalau makna hakiki yang terkandung didalamnya saja tidak ditemukan mungkinkah kita dapat mengamalkan atau melaksanakan perintah dan petunjuk Allah dengan baik, dan benar sehingga  mendapat rahmat-Nya? Tidak mungkin.

Penulis dengan tidak bosan -- bosannya mengajak mari Al Qur'an kita baca, kita kaji dengan bahasa yang kita pahami. Bukan hanya sekedar dibaca dalam bahasa yang tidak kita pahami sebagaimana layaknya sebuah syair, agar kita termasuk ke dalam kelompok manusia yang disayang dan dirahmati Allah. 

Hendaklah kita menyadari bahwa Al Qur'an adalah perintah, dan petunjuk Allah yang wajib kita laksanakan atau amalkan agar kita mendapat Rahmat-Nya.                                                                              

Selanjutnya mari kita kaji. Surat Yusup ayat 2. Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. Surat Az Zukruuf ayat 3. Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya). 

Dari kedua surat tersebut kiranya sudah jelas, mengapa wahyu Al Qur'an disampaikan dalam bahasa Arab? Karena Al Qur'an diwahyukan kepada Nabi Muhammad yang pada dasarnya beliau adalah orang Arab, dan yang disampaikaan kepada kaumnya. Jadi agar kaumnya dapat memahami perintah dan petunjuk Allah tersebut sudah barang tentu disampaikan menggunakan bahasa Arab, adat, dan budaya Arab.

Hal yang sangat penting untuk kita ketahui bahwa kaumnya dalam hal ini hendaklah tidak diartikan kaum Islam, tetapi penduduk Mekah dan penduduk negeri disekelilingnya yang dalam berkomunikasi sehari -- harinya mengguna bahasa Arab. Sebagaimana difirmankan dalam Asy Syuuraa ayat 7.

Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam.

Penganut Islam bukan hanya orang atau kaum Arab, jadi meskipun agama Islam berasal dari tanah Arab, bagi kita orang Indonesia yang menganut agama Islam wajibnya mengaji Al Qur'an dengan bahasa kita sendiri, yaitu bahasa Indonesia.  

Demikian juga dalam pengamalan atau pelaksanaannya sudah sewajibnya juga disesuaikan dengan adat dan budaya kita sendiri Indonesia, dan tidak wajib menggunakan adat dan budaya negara dari mana asal agama yang dinanutnya yaitu Arab.

Kalau kita dapat melakukan hal ini, mudah -- mudahan kita dikelompokkan kedalam kelompok orang yang pandai bersyukur. Mengapa? Karena kita pandai menggunakan bahasa Indonesia, yang telah dianugerahkan Allah kepada kita orang Indonesia. 

Sebagaimana petunjuk-Nya yang tersurat dalam surat Ar Ruum ayat 22. Dan di antara tanda - tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain - lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar - benar terdapat tanda - tanda bagi orang - orang yang mengetahui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun