Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengelolaan Limbah Cair Industri

6 Januari 2021   13:57 Diperbarui: 6 Januari 2021   14:05 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pemilik pabrikpun menginformasikan kepada penulis, bahwa tikuspun tidak mau merusak tanaman padi yang dialiri limbah terolah ini. Setelah melihat keberhasilan sawah pemilik pabrik, akhirnya pemilik sawah yang ada disekitar pabrik minta agar sawahnya dialiri limbah cair terolah. Oleh pemilik pabrik, masyarakat sekitar dibantu dengan mengalirkan limbah cair terolah ke sawahnya.

Lain lagi pemanfaatan limbah cair terolah, di pabrik Sinar Bintang. Di pabrik ini dari bak stabilisatornya sengaja dipasang pipa PVC menuju ke bak -- bak lain milik pabrik sendiri, diaerasi untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut. Dalam bak -- bak ini ditanami berbagai jenis ikan, dan dari bak terakhirnya baru dihubungkan dengan pipa PVC ke badan air umum (Sungai). Setelah sekitar 3 bulan dari penebaran ikan, pemilik pabrik menginformasikan, dan mengajak penulis bersama keluarga memancing di kolam tersebut.

Dari apa -- apa yang telah dilakukan, penulis juga menginformasikan kepada teman di Balai Informasi Pertanian. Dengan harapan agar beliau dapat menyebar luaskan kepada masyarakat petani, karena penulis hanya membatasi kegiatan tersebut dalam lingkup pabrik ( industrinya ) saja. Sedangkan ke lingkungan petani, sudah diluar kewenangan penulis sebagai aparat Perindustrian. Sayangnya tidak ditindak lanjuti, padahal teman -- teman tadi juga sudah mengunjungi dan melihat secara langsung pabrik yang penulis rekomendasikan.

Setelah sekitar 1 tahun ikut di keluarga penulis, pimpinan CV. Bumi Waras meminta  bagaimana kalau anak yang membantu bapak itu ikut diperusahaan kami, pinta beliau. Terima kasih bila bapak berkenan menerima nya bekerja di BW, jawab penulis. Tetapi ada syaratnya, kata penulis. Apa syaratnya pak? Tanya beliau. Penulis menjawab, anak itu sudah 1 tahun ikut dikeluarga saya. Jadi dia sudah saya anggap seperti anak saya sendiri. Oleh karena itu saya tidak mau mendengar ada berita yang mengatakan anak itu dimarahi, gara -- gara bicaranya tidak lancar atau gagap, jelas penulis lebih lanjut.

Ah ya tidak pak, tegas pimpinan CV. Bumi Waras di Lampung. Yang kami butuhkan adalah ininya, kata beliau sambil menunjuk ke kepalanya. Baik pak, tetapi saya tidak dapat memaksanya harus ke Bumi Waras. Informasi ini akan saya sampaikan kepada si anak, dan biarlah dia sendiri yang menentukan pilihannya. Karena saya tidak dapat mengatur hidupnya seseorang, tegas penulis.

Setelah penulis sampaikan, akhirnya si anak menentukan pilihannya di satu perusahaan. Alhamdulillah, penulis sekeluarga mengucap syukur kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa, karena telah dapat membimbing dan mengantarkan anak yang ikut di keluarga, ke depan pintu gerbang kesuksesannya.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun