malam lelap terlena dipelukkan matahari
degup dada tertahan membisu tanya
ini tah qiamat hati di antara retak ranting
yang memerah mengitari surya purnama
dari beku delapan persimpangan angin
~
tegak beranjak matahari mengejar malam
tuk menyibak jendela akhir senja keemasan
tentang kerontang ranting si tua malam
dari silaunya cahaya dendam purnama gelap
mengurai kompas angin dari kebekuan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!