Mohon tunggu...
Bang Pilot
Bang Pilot Mohon Tunggu... Konsultan - Petani, penangkar benih tanaman, konsultan pertanian.

Nama asli : Muhammad Isnaini. Tinggal di Batu Bara, Sumut. Hp/wa.0813 7000 8997. Petani dan penangkar bibit tanaman. Juga menjadi konsultan pertanian lahan gambut. Pemilik blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com/ . Menulis apa saja yang bisa bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Antara Filistin, Indonesia, dan Orang-Orang Pemalas

28 Maret 2020   16:00 Diperbarui: 28 Maret 2020   16:07 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negeri Filistin, atau Palestina, adalah sebuah negeri yang mayoritas tanahnya berpasir, kerontang lagi tandus. Jangankan tanaman, rumput saja pun segan untuk tumbuh. Konon pula akan pohon aren, kaktus sekali pun, yang nota bene adalah salah satu tumbuhan paling tahan kekeringan, enggan untuk terlihat.

Sejauh mata memandang, hanyalah hamparan pasir dan bebatuan. Yang nyaris menihilkan keniscayaan, bahwa pertanian yang baik bisa dilakukan di sana.
.
Itu dulu. Sekarang tidak lagi.
Di lahan yang hampir mustahil ditanami itu, kini telah terbangun sebuah sistem perkebunan yang subur lagi produktif. Lautan hijau sudah merambati persada Filistin. Memberikan nyata harapan. Sebuah kehidupan baru terbentuk. Dan sejumput asa kini membuncah aneka warni.
.
Di antara desing peluru, di tengah dentuman mesiu, dalam hujan bom dari Israel, rakyat Filistin haqqul yakin berkiprah. Biiznillah, menyulap gurun gersang menjadi sepotong kebun syurgawi.
.
Bagaimana dengan kita? Yang sudah diberkahi Allah SWT dengan negeri gemah ripah loh jinawi, tongkat kayu dan batu jadi tanaman?
Tak dapat disangkal, pertanian kita masih terbelakang. Jauh tertinggal, bahkan bila dibandingkan dengan tetangga kita, Malaysia. Konon pula dengan Thailand.

Pertanian kita, maaf, masih primitif. Kita masih menggunakan cangkul, garu, parang, kampak; alat yang sama yang digunakan oleh petani zaman Fir'aun, lima ribu tahun sebelum Yesus lahir.

Ilmu pertanian para petani kita juga tidak berkembang dengan baik. Mayoritas tutorial kemajuan teknologi pertanian kita tinggal terbengkalai dalam buku buku, skripsi skripsi, tesis tesis dan disertasi disertasi, lalu kemudian hilang raib dimakan kutu. Atau hanya melapuk dalam sejarah ingatan para sarjana pertanian. Nyaris tanpa implementasi. Tanpa kepedulian. Bahkan tanpa asa.
.
Di saat banyak petani kita yang malas belajar, malas berpikir dan malas berinovasi, menjadi kloplah keterpurukan itu ketika pemerintah juga tidak peduli. Bahkan terkadang terkesan anti kemajuan.
.
Saat kreatifitas anak bangsa dihambat, ditangkapi, dan sang kreator lalu lari ke luar negeri, memilih mengabdi di negeri petro Yen, tinggallah persada para petani sial ini dalam kegelapan. Tiada pelita. Tak punya pendamping. Tanpa suluh. Meski nota bene ada banyak oknum yang bergelar penyuluh.
.
Tapi janganlah berputus asa, kawan! Masih ada pagi di esok hari. Masih ada sepercik asa di tengah sabana. Dan masih ada putra putri terbaik bangsa yang berjiwa ksatria.

Ayo, kita kejar ketertinggalan ini. Bersama kita raih kejayaan itu.
Rajinlah belajar. Seringlah berpikir. Dan giatlah bekerja.
.
Kita, para petani, dari Banda Aceh hingga Jayapura, bersatu tekadlah..!! Berpikir cerdas dan bekerja keras. Sepenuh semangat. Menggali dan mengolah bumi pertiwi. Untuk kesejahteraan anak bangsa. Demi kemajuan bersama.

Harus jujur...! Tulus. Pandai.  Giat. Ulet. Dan sentiasa berdoa. Lalu tawakkal.
Insya Allah, berkat rahmat Tuhan yang maha kuasa, dan dengan didorongkan oleh suatu keinginan yang luhur, agar berkehidupan kebangsaan yang bebas dan sejahtera, maka kita bangunlah suatu sikap dan tindakan yang nyata.

Kita ukir khazanah tanah air ini, sepenuh semangat, agar tercipta satu bangsa yang berdaulat dan bermartabat.
Kita bangun suatu kebun aren yang baik. Yang akan mengucurkan nira. Petrol bernilai jutaan Dollar yang tersembunyi. Pohon berbuah emas. Seperti yang dulu ditunjukkan Sunan Bonang kepada Sunan (can.) Kalijogo.
.
Satu hal lagi.
Kita tidak peduli jika mereka tidak peduli.  
Pada saatnya, mereka kita ganti. Dengan yang lebih baik. Lebih peduli. Hingga pertanian kita akan lebih maju. Dan jaya.
.
Salam sejahtera berjaya petani Indonesia..!! Merdeka..!! Merdekaaa..!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun