Di lapangan, anjing-anjing ini bukan sekadar pendamping manusia. Mereka adalah bintang pertarungan. Banyak nama yang melegenda di kalangan pemburu di Sumbar, bukan hanya karena keberanian mereka mencabik babi hingga mati, tapi juga karena kemampuan mengejar buruan yang berlari hingga beberapa kilometer dari titik awal.
Namun, pertarungan di hutan bukan tanpa risiko. Babi hutan bukan musuh yang mudah. Dengan tubuh besar dan taring tajam, ia kerap melukai atau bahkan membunuh anjing yang kurang waspada. Tapi justru di situlah letak sensasi dan adrenalin bagi para pemburu.
Tradisi ini tak hanya hidup di Sumatera Barat. Budaya berburu yang dibawa oleh perantau Minang telah menyebar ke hampir seluruh provinsi.Â
Di Jawa Barat sendiri, hampir setiap kabupaten memiliki organisasi perburuan aktif yang rutin menggelar ajang berburu setiap minggu. Di balik itu, geliat ekonomi pun tumbuh: dari pelatih, pedagang, hingga pengemudi mobil pengangkut anjing.
Dari hutan ke kandang, dari ladang ke layar ponsel, tradisi berburu babi hutan membentuk ekosistem sosial dan ekonomi yang terus berkembang. Dan di tengah riuh tradisi itu, Jawa Barat berdiri sebagai jantungnya, tempat lahir dan tumbuhnya para pemburu berkaki empat yang kini meramaikan rimba-rimba Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI