Secangkir kopi yang kecapekan
menunggu kau yang tak pulang-pulang
adalah secangkir kopi yang sama
yang dikisahkan dari masa ke masa
dari sang kakek kepada cucu lelakinya:
"Selalu ada cinta yang terlambat,
cinta yang tercekat di muka pintu
pada suatu malam yang entah
akankah ada pagi sesudahnya.
Maka, pertimbangkanlah dengan hati-hati
untuk menjanjikan romansa dalam kepekatan kopi..."
Secangkir kopi yang kecapekan
lalu menguap menjadi awan pada
langit petang yang kemerahan
boleh jadi akan diterbangkan angin
menuju musim berikutnya Â
tapi seperti yang orang selalu cemaskan,
akankah ia menjadi hujan?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!