Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bagaimana Terjadinya Kentut?

23 September 2020   05:45 Diperbarui: 23 September 2020   06:08 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ada dua jalan sehingga gas berada di dalam saluran pencernaan manusia. Pertama, masuk bersama makanan saat seseorang makan. Hal ini mungkin terjadi jika seseorang makan atau minum dengan tergesa-gesa, atau bisa juga karena minum minuman berkarbonasi. Kedua, gas tersebut terbentuk di dalam usus besar akibat aktivitas mikroorganisme.

Ketika masih di dalam lambung, gas ini dikeluarkan melalui proses yang disebut dengan sendawa. Sedangkan bila terbentuk di dalam usus besar, gas ini dikeluarkan melalui proses yang disebut kentut atau dalam istilah yang lebih sopan, buang angin. Walau merupakan fenomena yang biasa terjadi pada manusia normal, kentut di tempat umum sering membuat kita merasa malu. Menurut beberapa riset, rata-rata setiap orang mengeluarkan gas 12 hingga 25 kali per hari. Gas di dalam tubuh kita dihasilkan melalui proses pencernaan.

Tidak semua makanan dapat dicerna oleh sistem pencernaan manusia. Karena tak dapat dicerna, maka tak dapat pula diserap oleh tubuh melalui lubang-lubang halus di permukaan dinding usus halus atau small intestine. Di antara komponen yang tak dapat dicerna ini adalah rafinosa, sejenis oligosakarida yang merupakan anggota dari keluarga besar karbohidrat. Tentang oligosakarida ini akan dibahas secara terpisah pada artikel lain.

Karena tak dapat diserap oleh tubuh, rafinosa bersama sisa pencernaan lain akan dibawa ke usus besar atau kolon. Di dalam usus besar terdapat beberapa jenis bakteri yang menggunakan rafinosa sebagai makanan dan menghasilkan berbagai macam gas seperti karbondioksida, hidrogen, dan metana. Ketiga gas ini tidaklah berbau, jadi kentut memang lebih sering tidak berbau. Di antara sumber makanan yang banyak mengandung rafinosa, artinya potensial menyebabkan perut kembung alias flatulensi, adalah kacang-kacangan, biji-bijian, asparagus, brokoli, dan kol. Rafinosa juga terdapat pada beberapa jenis umbi seperti bit, kentang dan ubi jalar.

Rafinosa bukanlah satu-satunya komponen yang tak dapat dicerna yang menghasilkan gas. Masih ada beberapa komponen lain, di antaranya adalah protein yang mengandung belerang. Protein yang mengandung belerang, yang tidak sempurna dicerna oleh tubuh akan diurai oleh bakteri di dalam kolon menjadi gas hidrogen sulfida yang berbau tidak sedap. Protein yang mengandung belerang terdapat di dalam daging dan telur. Ada juga bahan makanan lain yang mengandung unsur belerang sehingga dapat menyebabkan terbentuknya gas hidrogen sulfida, seperti bawang bombay, bawang merah, bawang putih, dan brokoli. Gas yang busuk dapat juga terbentuk pada orang-orang yang tidak dapat mencerna laktosa atau yang dikenal dengan istilah lactose intolerance.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun